Volatilitas Tinggi selama Pandemi, IHSG Anjlok 22% selama Semester I

Image title
1 Juli 2020, 09:34
Alami Volatilitas Tinggi selama Pandemi, IHSG Anjlok 22% di Semester I.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilustrasi layar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara akumulatif, IHSG terkoreksi 22,13% sepanjang semester I tahun ini.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 3,574 poin ke posisi 4.905,39 pada perdagangan Selasa (30/6). Secara akumulatif, indeks saham terkoreksi 22,13%  sepanjang semester I tahun ini dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.

IHSG mengalami volatilitas tinggi sejak awal tahun ini di tengah pandemi Covid-19. Berdasarkan data Indopremier, indeks sempat menyentuh paling rendah pada 24 Maret 2020. Kala itu, IHSG ditutup pada level 3.937,63 atau terkoreksi 37,49% dibanding akhir tahun.

Sementara, level tertinggi terjadi pada 14 Januari 2020 di level 6.325,41 atau menguat 0,41% dari akhir tahun.

(Baca: BEI akan Pertimbangkan lagi Ubah Satuan Lot Saham saat Kondisi Normal)

Namun, dalam tiga bulan terakhir (April-Juni), IHSG mulai menguat. Indeks dalam negeri tercatat naik 8,07% dibanding posisi akhir 31 Maret 2020 yang berada di level 4.538,93.

Level terendah pada April-Juni, terjadi pada perdagangan 1 April 2020, dimana indeks saat itu turun 1,61% di level 4.466,04. Sedangkan level tertingginya terjadi pada penutupan perdagangan 8 Juni 2020 di level 5.070,56 atau menguat hingga 11,71%.

Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata volume saham yang diperdagangkan per hari sepanjang semester satu ini sebanyak 7,63 miliar unit saham, dengan rata-rata frekuensinya sebanyak 513.990 kali. Nilai rata-rata transaksi harian pada enam bulan pertama tahun ini tercatat senilai Rp 7,66 triliun.

Sepanjang semester pertama ini, sektor saham yang turun paling signifikan dialami sektor properti 36,09% di level 322,04. Diikuti oleh sektor agrikultur yang turun 32,6% di level 1.027,52 dan sektor aneka industri yang turun hingga 29,15% di level 867,12.

Sementara, sektor saham dengan penurunan terendah sepanjang semester pertama yakni dialami sektor konsumer sebesar 12,26% di level 1.800,9. Diikuti oleh sektor manufaktur yang turun 19,62% di level 1.174 dan sektor pertambangan yang turun 20,97% di level 1.223,95.

Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 489 saham terpantau berada di zona merah dan 93 saham lain ditutup di zona hijau. Namun demikian, data ini tidak memasukkan saham-saham yang baru IPO pada periode enam bulan pertama tahun ini.

Masih berdasarkan data RTI Infokom, saham dengan peningkatan paling signifikan pada semester pertama ini dicatat oleh emiten farmasi, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dengan kenaikan sebesar 208,08% di harga Rp 610 per saham. Diikuti oleh saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) yang menguat 112,89% di harga Rp 1.850 per saham.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...