HCML Genjot Pengurangan Emisi Karbon, Ini Cara yang Dilakukan
Kontraktor Kontrak Kerja Sama pengelola Blok Madura Strait, Husky CNOOC Madura Limited (HCML), berupaya mengurangi emisi karbon dengan menerapkan penggunaan Low Pressure (LP) Gas Compressor. Dengan teknologi tersebut, pengeluaran gas buang di lapangan BD berkurang saat proses produksi.
Redhata menjelaskan, LP Gas Compressor adalah alat yang digunakan untuk mengompresi gas minyak cair, seperti propana atau butana, menjadi tekanan yang lebih tinggi. Penerapan LP Gas Compressor dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi gas bakar sekitar 4 Milimeter (MM), serta mengubah gas menjadi sulfur cair.
“Jadi dengan adanya LP Gas Compressor tersebut, dapat mengurangi gas bakar atau emisi karbon itu hingga 4 MM. Sedangkan dari sistem SRU (Sulfur Recovery Unit), kami bisa mengubah dari exit gas menjadi sulfur cair,” ujar Well Head Platform (WHP) Superintendent Lapangan BD, Redhata Rangkuti, dalam acara Kunjungan Media SKK Migas ke HCML, Madura, Rabu (1/11).
Adapun SRU merupakan fasilitas yang digunakan untuk menghilangkan sulfur dari gas alam atau gas buang (tail gas) dalam proses produksi minyak dan gas. Menurut Redhata, SRU sangat penting digunakan karena dapat menghilangkan sulfur sebelum gas diproses lebih lanjut atau dibuang.
Redhata, mengatakan upaya untuk mengurangi emisi karbon terus dilakukan HCML. Hal itu mengingat sektor energi diproyeksikan sebagai sektor penyumbang emisi terbesar Indonesia 2030. Sektor ini diharapkan memiliki kontribusi yang signifikan dalam pengurangan emisi karbon.
"HCML mendukung langkah pemerintah dalam mewujudkan target Net Zero Emisiion (NZE) Indonesia pada 2060 atau lebih cepat," ujarnya.
Dia mengatakan, pasokan gas dari HCML sudah dirasakan manfaatnya oleh banyak masyarakat terutama listrik, pupuk, industri, dan jaringan gas bersubsidi di Jawa Timur.
“Untuk itu, kami hingga akhir tahun 2023 ini, akan terus mengoptimalkan produksi dari semuwa lapangan di Madura Straits PSC dengan mengajukan perpanjangan,” kata dia.
Pemerintah melalui SKK Migas telah menyusun Rencana Strategis Indonesian Oil and Gas 4.0 (Renstra IOG 4.0) demi merealisasikan target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030.
HCML turut berpartisipasi dan berkontribusi aktif dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan produksi migas nasional. Oleh karena itu HCML meminta dukungan kepada pemerintah dalam melaksanakan kegiatan operasi produksi gas di Jawa Timur untuk menjamin kelancaran dan keamanan operasi proyek di masa depan.