Kalahkan Jepang, Indonesia Berpotensi Jadi Hub Karbon Dunia

Tia Dwitiani Komalasari
8 November 2023, 07:17
Warga naik perahu melintasi sungai di kawasan hutan mangrove, Kecamatan Kulisusu Barat, Buton Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu (19/3/2023). Sebagian warga dari sejumlah desa di Kecamatan Kulisusu Barat dan Bunegunu masih menggunakan perahu melalui sungai
ANTARA FOTO/Jojon/tom.
Warga naik perahu melintasi sungai di kawasan hutan mangrove, Kecamatan Kulisusu Barat, Buton Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu (19/3/2023). Sebagian warga dari sejumlah desa di Kecamatan Kulisusu Barat dan Bunegunu masih menggunakan perahu melalui sungai untuk menuju kota dengan waktu tempuh sekitar 50 menit, lebih cepat dibandingkan jalur darat yang membutuhkan waktu perjalanan sekitar tiga jam.

Indonesia berpotensi menjadi hub karbon dunia mengalahkan Jepang yang sudah lebih dulu menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Ketua Umum Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA), Riza Suarga, mengatakan besarnya potensi Indonesia sebagai pusat perdagangan karbon dunia terlihat dengan adanya beberapa CCS hub proyek yang saat ini dikembangkan di Sumatera, Jawa bagian utara dan barat, Papua, dan Masela.

"Lokasi tersebut merupakan potensi yang mungkin akan dikembangkan sebagai CCS hub,” kata Riza dalam keterangan di Jakarta, Selasa (8/11).

Hal tersebut disampaikan terkait rencana Forum Carbon Digital Conference (CDC) pada 8-10 November 2023 di Bali. Agenda tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai hub karbon dunia. 

IDCTA berharap akan terjadi transaksi pembelian karbon di forum tersebut. Akan ada 350 peserta yang hadir di forum tersebut yang membahas tentang pasar karbon.

Menurut Riza, CCS akan menjadi jalan baru dalam pengembangan bisnis rendah karbon di masa depan.Hal itu termasuk pengembangan hidrogen serta amonia hijau dan biru.

Forum CDC 2023 juga menjadi sebuah tempat untuk bertemu dengan calon pembeli karbon. Menurut dia, ada sekitar 15 ribu perusahaan Jepang di Indonesia yang menjadi pembeli potensial karbon.

Riza mengatakan, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa. Potensi itu dapat dioptimalkan untuk menekan emisi karbon, termasuk memanfaatkannya melalui bursa karbon.

"Presiden Joko Widodo menyebutkan potensi bursa karbon Indonesia mencapai lebih dari Rp3.000 triliun. Potensi ini akan menjadi sebuah kesempatan ekonomi baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujarnya.

Riza mengaratakan, aktivitas perdagangan karbon di dalam negeri dapat mencapai US$ 1 miliar sampai dengan US$ 15 miliar atau setara dengan Rp225,21 triliun setiap tahun. Aktivitas perdagangan tersebut baik melalui perdagangan primer antarentitas bisnis dan sekunder melalui bursa Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

CDC 2023 diselenggarakan oleh IDCTA bekerja sama dengan International Emission Trading Association (IETA), PwC Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Yuliana Sudjonno selaku PwC Indonesia Sustainability Leader dan Knowledge Partner untuk CDC 2023, menambahkan, Indonesia mempunyai pasokan kredit karbon yang melimpah. Namun tanpa sisi permintaan yang kuat di pasar karbon, pasar pemasok tidak akan berarti apa-apa.

Selain itu, diperlukan juga ekosistem yang mendukung mekanisme pemantauan kualitas kredit sehingga dapat menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap keandalan dan kredibilitas kredit yang diperdagangkan di IDX Carbon.

Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...