Serapan Subsidi Motor Listrik Hanya 5,7% dari Target, Ini Penyebabnya

Tia Dwitiani Komalasari
3 Januari 2024, 18:50
Peserta mengikuti konvoi motor listrik saat aksi Bangga Pakai Motor Listrik di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, Minggu (3/12/2023). Acara yang diisi dengan lomba modifikasi motor listrik tersebut digelar PT PLN (Persero) untuk memperkenalkan motor l
ANTARA FOTO/Maulana Surya.
Peserta mengikuti konvoi motor listrik saat aksi Bangga Pakai Motor Listrik di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, Minggu (3/12/2023). Acara yang diisi dengan lomba modifikasi motor listrik tersebut digelar PT PLN (Persero) untuk memperkenalkan motor listrik yang ramah lingkungan kepada masyarakat.
Button AI Summarize

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan serapan program subsidi atau bantuan pembelian motor listrik pada 2023 mencapai 11.532 unit dari target 200 ribu unit atau 5,7 persen. Serapan subsidi motor listrik tersebut hanya mencapai Rp 78 miliar dari kuota yang ditargetkan mencapai Rp 1,4 triliun.

Agus mengatakan, salah satu penyebab rendahnya serapan program bantuan motor listrik yakni kemampuan baterai kendaraan termasuk lama waktu pengisian. Padahal baterai merupakan salah satu komponen penting bagi konsumen mobil dan motor listrik.

"Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge. Charge-nya juga kalau untuk mobil harus cepat, kalau charge 3-4 jam itu dianggap lama," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/1).

Oleh sebab itu, baterai menjadi kunci keberhasilan program mobil dan motor listrik. Teknologi akan bisa membuat pengisian daya kendaraan listrik mobil lebih cepat.

Agus mengatakan, dirinya telah melakukan komunikasi dengan produsen motor listrik guna mendorong adanya standarisasi baterai kendaraan listrik. Menurutnya, hal itu diperlukan untuk menciptakan level persaingan yang adil di industri tersebut.

"Ini momentum yang paling baik bagi pemerintah untuk bisa mendorong kebijakan itu. Karena akhirnya saya melihat bahwa produsen motor listrik dan produsen baterai itu sekarang pada level playing field yang sama, level berpikirnya yang sama sehingga standardisasi daya baterai itu menjadi sangat penting," ujarnya.

Bebani Anggaran Kemenperin

Di sisi lain, Agus mengungkapkan rendahnya serapan program bantuan pembelian motor listrik juga ternyata mempengaruhi kinerja penyerapan anggaran kementerian. Ia bahkan menyebut program tersebut menjadi beban dalam penyerapan anggaran Kemenperin.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...