Google Bagikan Kebocoran Metana Migas yang Terlihat dari Luar Angkasa
Google dan kelompok lingkungan Environmental Defense Fund meluncurkan kemitraan untuk mengungkap sumber emisi pemanasan iklim dari operasi minyak dan gas yang akan dideteksi dari luar angkasa oleh satelit baru.
MethaneSAT akan diluncurkan bulan depan, salah satu dari beberapa satelit yang dikerahkan untuk memantau emisi metana di seluruh dunia. Satelit tersebut dapat menentukan sumber utama gas rumah kaca yang tidak terlihat namun kuat. Ini adalah kemitraan yang dipimpin oleh EDF, Badan Antariksa Selandia Baru, Universitas Harvard, dan lainnya.
Data dari satelit akan tersedia akhir tahun ini, dan Google Cloud akan menyediakan kemampuan komputasi untuk memproses informasi tersebut.
Google juga mengatakan akan membuat peta infrastruktur minyak dan gas, menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi komponen seperti tangki minyak. Data emisi MethaneSAT kemudian akan dihamparkan dengan peta Google untuk membantu memahami jenis peralatan minyak dan gas mana yang paling banyak mengalami kebocoran.
Informasi tersebut akan tersedia melalui Google Earth Engine, sebuah platform analisis geospasial, pada akhir tahun ini. Earth Engine gratis untuk peneliti, organisasi nirlaba, dan media berita.
“Kami pikir informasi ini sangat berharga bagi perusahaan energi, peneliti, dan sektor publik untuk mengantisipasi dan mengurangi emisi metana pada komponen yang umumnya paling rentan,” kata Yael Maguire, wakil presiden keberlanjutan geo di Google, dikutip dari Reuters, Kamis (15/2).
Peluncuran ini dilakukan ketika pemerintah menindak sumber gas rumah kaca yang berumur pendek. Selain itu, lebih dari 50 operator migas milik negara dan independen telah berjanji pada KTT iklim COP28 untuk mengurangi kebocoran metana mereka hingga mendekati nol. Operator tersebut mulai dari ExxonMobil hingga Saudi Aramco
Amerika Serikat adalah salah satu negara penghasil gas metana terbesar dan telah mengusulkan langkah-langkah wajib untuk membendung kebocoran dari operasi minyak dan gas.
Peraturan baru yang dikeluarkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS akan memungkinkan masyarakat untuk melaporkan kebocoran metana dalam jumlah besar kepada regulator federal jika mereka memiliki akses terhadap teknologi pendeteksi metana.
International Energy Agency (IEA) menjabarkan temuannya terkait sumber utama emisi gas metana dunia. Posisi pertama berasal dari sektor pertanian, dengan jumlah 141.954 kiloton (kt).