Kualitas Udara di Seluruh RI Turun, Jakarta Terburuk dalam 4 Tahun

Amelia Yesidora
5 April 2024, 13:52
Lanskap suasana gedung diselimuti kabut polusi udara di Jakarta pada Selasa (22/8) masih buruk. Terbukti melalui pengukuran yang diterakan melalui situs pemantau kualitas udara Iqair, indeks AQI US masih pada 172 dan bertanda merah. Sementara polutan utam
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Lanskap suasana gedung diselimuti kabut polusi udara di Jakarta pada Selasa (22/8) masih buruk. Terbukti melalui pengukuran yang diterakan melalui situs pemantau kualitas udara Iqair, indeks AQI US masih pada 172 dan bertanda merah. Sementara polutan utama pada PM2.5 sebagaimana dikases pada pukul 08.19 WIB.
Button AI Summarize

Data organisasi riset Centre for Research on Energy and Clean Air atau CREA per 2023 menunjukkan tren penurunan kualitas udara di seluruh Indonesia. Di Jakarta, tingkat polusi bahkan terburuk sejak 2019.

“Meskipun ada sedikit perbaikan antara tahun 2020 dan 2022, peningkatan polusi pada tahun 2023 dinilai sebagai kemunduran yang signifikan,” kata Analis CREA, Katherine Hasan, dikutip dari siaran persnya Jumat (5/4).

Organisasi ini mencatat konsentrasi PM 2.5 di Jakarta konstan pada kisaran tidak sehat, yakni 40-50 μg/m3 dari Juni hingga akhir tahun. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 2021 lalu sudah menetapkan batas PM 2.5 tahunan di 5 μg/m3. Artinya, angka ini lebih tinggi hingga 10 kali lipat batas wajar WHO.

“Selain itu, Ibu Kota Indonesia menempati posisi ke-7 dalam daftar ibu kota paling tercemar di dunia berdasarkan rata-rata tahunan PM2.5 yang dirilis oleh IQAir untuk tahun 2023,” ujarnya.

Diperburuk El Nino

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kembalinya El Nino pada 2023 menjadi tambahan sumber polusi selain transportasi, pembangkit listrik, atau industri. Dengan adanya El Nino, musim kemarau jadi lebih kering, curah hujan rendah, hutan terbakar, sehingga polusi meningkat.

Salah satu efek El Nino, yakni kebakaran hutan, turut mengerek tingkat polusi wilayah Sumatera dan Kalimantan. Dari 2020—2022, kekuatan radiasi di Sumatera dan Kalimantan cenderung rendah. Namun karena El Nino, banyak terjadi kebakaran hutan yang pada 2023 di dua wilayah itu.

“Ini mencapai lebih dari separuh daya radiasi di Kalimantan pada 2019 dan sepertiga rekor 2019 di Sumatera,” kata  Katherine.

Masyarakat yang tinggal di kota-kota di Sumatra, Kalimantan, serta Jakarta dan sekitarnya yang dipelajari dalam analisis ini terpapar pada tingkat PM2.5 yang tidak sehat dan berbahaya.  Polusi udara menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat, terlepas dari perbedaan durasi paparan dan variasi tingkat paparan dalam 24 jam.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...