WMO: Asia Wilayah Paling Banyak Terkena Bencana Imbas Perubahan Iklim

Rena Laila Wuri
25 April 2024, 13:59
Sebuah bus dari Jakarta menuju Pati menembus banjir yang menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/4/2024). Pada H-4 Lebaran atau Sabtu (6/4), jalan utama pemudik yang melalui jalur ter
ANTARA FOTO/Aji Styawan/nz.
Sebuah bus dari Jakarta menuju Pati menembus banjir yang menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/4/2024). Pada H-4 Lebaran atau Sabtu (6/4), jalan utama pemudik yang melalui jalur tersebut dari barat atau wilayah Jawa barat dan DKI Jakarta menuju ke arah timur atau wilayah Demak, Pati, Kudus, Jepara hingga Surabaya maupun sebaliknya tergenang banjir setinggi sekitar 10-30 cm karena intensitas hujan tinggi pada Jumat (5/4) malam sehingga
Button AI Summarize

World Meteorological Organization (WMO) mengatakan, Asia menjadi wilayah yang paling terdampak bencana akibat perubahan iklim di dunia tahun lalu. Banjir dan badai sebagai penyebab utama jatuhnya korban jiwa. 

Laporan dari WMO menunjukkan, 79 bencana yang terkait dengan peristiwa hidrometeorologi telah dilaporkan di Asia pada 2023. Lebih dari 80% di antaranya terkait dengan banjir dan badai yang menyebabkan lebih dari 2.000 kematian.

“Banyak negara di kawasan ini mengalami tahun terpanas yang pernah tercatat pada tahun 2023, bersamaan dengan rentetan kondisi ekstrem, mulai dari kekeringan dan gelombang panas hingga banjir dan badai," ujar Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, seperti dilansir Reuters, Kamis (25/4).

Saulo mengatakan, perubahan iklim memperburuk frekuensi dan tingkat keparahan kejadian-kejadian tersebut. Menurut WMO, Asia memanas lebih cepat dari rata-rata global. 

Suhu rata-rata yang tinggi tercatat dari Siberia barat ke Asia tengah, serta dari Cina timur ke Jepang pada tahun lalu.

Laporan tersebut juga menyoroti bahwa sebagian besar gletser di wilayah pegunungan tinggi di Asia telah kehilangan massa yang signifikan karena suhu tinggi dan kondisi kering yang memecahkan rekor.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...