Prabowo Batal Resmikan Danantara 7 November
Pemerintah batal meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) pada 7 November besok. Peresmian BP Danantara baru akan terjadi setelah kepulangan Presiden Prabowo Subianto dari kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri, yang dijadwalkan berlangsung selama dua pekan sejak 8 hingga 24 November.
Kepala BP Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad, mengatakan pihaknya kini tengah merumuskan instrumen hukum pendirian BP Danantara. "Belum jadi besok (7 November), tunggu presiden kembali," kata Muliaman di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (6/11).
Menurut Muliaman, regulasi yang mengatur tugas, sumber anggaran, hingga target organisasi BP Danantara akan diatur melalui penerbitan peraturan pemerintah (PP) dan peraturan presiden atau perpres. Peraturan Pemerintah dan Perpres itu nantinya bakal menjadi instrumen hukum sambil menunggu proses revisi undang-undang badan usaha milik negara (BUMN).
"Sementara ada perubahan PP. Ada dua PP dan Perpres," ujar Muliaman.
Dia enggan memberikan kepastian ihwal jadwal pasti penerbitan PP dan Perpres selaku regulasi aktivitas BP Danantara nantinya. "Nanti, ini sedang disiapkan," kata Muliaman.
BP Danantara akan menjadi entitas negara yang mengintegrasikan sekaligus mengelola kekayaan maupun aktiva pemerintah yang ada di setiap kementerian. Lembaga ini akan mengelola aset pemerintah yang dikelola oleh kementerian dan telah digabung menjadi satu.
Menurut Muliaman, lembaga pengelola investasi Indonesia Investment Authority (INA) akan melebur ke dalam tubuh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara nantinya. "Ke depan, semua dikonsolidasikan dalam Danantara," ujarnya.
Merujuk dokumen informasi bertajuk 'Danantara Indonesia Sovereign Fund,' BP Danantara akan menjadi pengelola aset atau sovereign wealth fund dengan dana kelolaan awal US$ 600 miliar atau Rp 9.429,8 triliun jika dihitung dengan kurs Rp 15.716 per US$.
Ada tujuh BUMN yang bakal masuk ke dalam Danantara, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT PLN, Pertamina, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan holding BUMN pertambangan, PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID.
Muliaman mengatakan, BP Danantara nantinya bakal beroperasi layaknya Temasek yang menjadi Holding BUMN Singapura yang dapat berinvestasi di perusahaan luar negeri.
Melansir laman Temasek.com, Holding BUMN Singapura senilai S$ 389 miliar per 31 Maret 2024 itu banyak menanamkan modalnya di sejumlah perusahaan asing. Salah satu portofolionya adalah 17% porsi kepemilikan saham di bank multinasional asal Inggris, Standard Chartered. Temasek juga punya saham 3% di perusahaan asuransi AIA Group Limited yang berbasis di Hong Kong.