Dony Oskaria: Pembenahan BUMN Rugi Lebih Mudah Lewat Danantara

Muhamad Fajar Riyandanu
7 Maret 2025, 20:20
dony oskaria, danantara, bumn rugi
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
CEO (Chief Executive Officer) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani (tengah) berbincang bersama Chief Operating Officer (COO) Bidang Investasi Danantara Pandu Patria Sjahrir (kanan) dan COO Operasional Danantara Dony Oskaria (kiri) usai menghadiri peresmian badan pengelola investasi Danantara di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025).

Ringkasan

  • Danantara bertujuan mempermudah pembenahan BUMN yang merugi, seperti Garuda Indonesia dan Krakatau Steel, melalui konsolidasi. Konsolidasi ditargetkan rampung akhir Maret.
  • Ekosistem BUMN yang terpisah menyulitkan perbaikan keuangan, sehingga Danantara hadir untuk merestrukturisasi BUMN secara efektif. Dividen BUMN dapat digunakan untuk ekspansi bisnis dan perbaikan perusahaan yang merugi.
  • Keuntungan BUMN dapat menjadi modal investasi bagi BUMN lain di bawah Danantara, dengan perhitungan ekonomi yang ketat. Danantara awalnya direncanakan membawahi tujuh perusahaan, namun kini akan membawahi seluruh BUMN untuk menciptakan nilai dan menjadi *global champion*.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara dinilai dapat mempermudah pembenahan badan usaha milik negera (BUMN) yang kini masih merugi. Beberapa di antaranya adalah Garuda Indonesia, Krakatau Steel, Waskita Karya hingga BUMN farmasi seperti Kimia Farma dan Indofarma.

Kepala Pelaksana Bidang Operasional DanantaraDony Oskaria menargetkan konsolidasi BUMN berbagai sektor di bawah naungan Danantara rampung pada akhir Maret ini. Menurut Dony, salah satu tujuan penggabungan BUMN adalah untuk memperbaiki kondisi perusahaan yang belum menghasilkan keuntungan.

Menurut Dony, ekosistem kerja BUMN saat ini cendering terpisah satu sama lain sehingga langkah perbaikan badan usaha yang mengalami tekanan finansial relatif sulit. Lewat konsolidasi di bawah Danantara, menurut dia, upaya restrukturisasi BUMN dinilai dapat berjalan secara lebih efektif.

"Dengan proses konsolidasi, tentu akan lebih memudahkan untuk melakukan proses perbaikan kondisi dari BUMN yang saat ini belum memberikan keuntungan," kata Dony di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat (7/3).

Menurut Dony, penyatuan BUMN ke Danantara dapat memberi kekuatan finansial yang lebih besar ke badan usaha melalui konsolidasi dan pemanfaatan dividen secara lebih fleksibel.

Wakil Menteri BUMN itu menyebutkan, konsolidasi memungkinkan manajemen lebih leluasa dalam mengatur keuangan antar perusahaan dalam grup Danantara. Melalui Danantara, dividen BUMN bisa dialokasikan untuk ekspansi bisnis atau perbaikan kondisi perusahaan yang merugi.

Dengan demikian, menurut Dony, BUMN yang punya kekuatan finansial kuat dapat membantu menstabilkan kondisi keuangan BUMN yang lemah.  Ini berbeda dengan kondisi sebelumnya, di mana BUMN hanya sebatas menyetorkan dividen ke Kementerian Keuangan.

"Saya kasih contoh, misalkan keuntungan dividen besar Bank Mandiri hanya diserahkan kepada Kementerian Keuangan, sehingga tidak bisa dipergunakan untuk melakukan ekspansi bisnis maupun perbaikan kondisi perusahaan yang merugi," ujar Dony.

Dony mengatakan, konsep Danantara juga memungkinkan keuntungan suatu BUMN dapat digunakan sebagai modal investasi untuk memperkuat ekspansi bisnis badan usaha negara lainnya.

Meski begitu, Mantan Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia tersebut menjamin investasi yang dilakukan nantinya tetap berbasis pada perhitungan ekonomi ketat, sehingga tidak semua keuntungan bakal diinvestasikan sembarangan.

Modal investasi hanya akan disalurkan kepada sektor dan proyek yang memiliki parameter ekonomi jelas dan menguntungkan bagi Danantara. "Tetapi tentu yang diinvestasikan di sektor-sektor yang memang memberikan hitungan ekonomis untuk Danantara-nya sendiri," kata Dony.

Pemerintah semula menargetkan akan ada tujuh perusahaan yang bergabung dalam Danantara. Tujuh perusahaan itu adalah Indonesia Investment Authority atau INA, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Pertamina, PT PLN dan Mining Industry Indonesia atau MIND ID. Adapun MIND ID merupakan holding BUMN tambang yang terdiri dari PT Antam Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia, PT INALUM, dan PT Timah Tbk (TINS).

Namun, skenario ini berubah seiring dengan perjalanan waktu. Danantara akhirnya akan membawahi seluruh BUMN. “Bukan hanya tujuh BUMN, dan memang coba kami tingkatkan. Memang ada stage-nya yang kami akan konsolidasikan semua aset ini supaya create the value, salah satu pesannya agar menjadi global champion,” ujar Kepala Danantara Rosan Roeslani seusai peluncuran Danantara di Istana Merdeka, Senin (24/2).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan