Pembukaan 20 Juta Hektare Hutan Cadangan Pangan Ancam Target Pengurangan Emisi
Rencana Pemerintahan Prabowo untuk membuka 20 juta hektare hutan cadangan pangan perlu mempertimbangkan dampaknya kepada lingkungan serta target iklim nasional yang hendak dicapai. Hal itu sulit terwujud jika Indonesia tidak dapat menekan laju deforestasi dengan membuka lahan secara masif.
Deputi Direktur Yayasan Madani Berkelanjutan, Giorgio Budi Indrarto, memberikan contoh bagaimana Indonesia sudah mendekati batas maksimal luas kebun sawit, yang berdasarkan riset Madani Berkelanjutan, Sawit Watch dan Satya Bumi batasnya berada di kisaran 18,15 juta hektare.
Menurut pemutakhiran data Badan Informasi dan Geospasial (BIG) serta Kementerian Pertanian pada 2023, luas perkebunan sawit mencapai 17,3 juta hektare. Sementara menurut data dari lembaga non-pemerintah Sawit Watch total perkebunan sawit di Indonesia telah mencapai 25,07 juta hektare.
Dia menyoroti hitungan tersebut baru terkait dengan perkebunan sawit. Jika terjadi pembukaan hutan secara masif untuk kebutuhan lain, maka akan berpengaruh juga terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan.
"Nanti mestinya ini jadi pancingan buat pemerintah, bikin daya dukung daya tampung, hitungan daya dukung daya tampung untuk komoditas yang lain sebelum mengutarakan akan membuka lagi. Ini baru dari konteks ekologi, daya dukung, daya tampung, carrying capacity," ujarnya Kamis (2/1).
Di sisi lain, kata Giorgio, pemerintah Indonesia sudah menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca yang tertuang dalam dokumen Enhanced NDC. Target pengurangan emisi sampai dengan 2030 mencapai 31,89 persen dengan upaya sendiri dan sebesar 43,2 persen.
Untuk sektor kehutanan sebagai salah satu penyumbang emisi terbesar selain sektor energi, terdapat target FOLU Net Sink pada 2030, yaitu kondisi di mana tingkat serapan lebih tinggi dibanding emisi yang dihasilkan di sektor kehutanan dan penggunaan lahan.
"Ini sekarang saatnya kita untuk walk the talk. Kita punya komitmen Netsink FOLU, kita punya komitmen untuk restorasi, rehabilitasi dan lainnya, itu yang saatnya kita lakukan, bukan untuk membuka lahan baru," tutur Giorgio.
Sebelumnya, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni pada 30 Desember 2024 mengungkapkan rencana besar pemerintah untuk memanfaatkan lahan hutan untuk kebutuhan pangan, energi, dan air. Menurut dia, pemerintah sudah mengidentifikasi 20 juta hektare kawasan hutan yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan tersebut.
Raja Juli Antoni menyebut ada potensi sekitar 1,1 juta hektare lahan yang bisa menghasilkan hingga 3,5 juta ton beras per tahun. Jumlah itu setara dengan total impor beras Indonesia pada 2023.
Pemerintah juga mengatakan terdapat rencana untuk menanam tanaman aren sebagai sumber bioetanol sebagai sumber bahan bakar baru.