Perpecahan Internal Sebabkan Uni Eropa Tak Mampu Penuhi Tenggat Target Iklim

Hari Widowati
18 September 2025, 18:48
Uni Eropa, target iklim, penurunan emisi
pixabay.com
Para menteri iklim dari negara-negara Uni Eropa diperkirakan akan mengonfirmasi blok tersebut akan melewati tenggat waktu global untuk menetapkan target pengurangan emisi baru.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Para menteri iklim dari negara-negara Uni Eropa diperkirakan akan mengonfirmasi blok tersebut akan melewati tenggat waktu global untuk menetapkan target pengurangan emisi baru. Keterlambatan ini disebabkan adanya perbedaan pendapat mengenai rencana tersebut di antara pemerintah negara-negara Uni Eropa.

Kegagalan dalam memenuhi tenggat waktu ini dapat menjadi pukulan bagi para pemimpin Uni Eropa yang dijadwalkan untuk bergabung dengan kekuatan dunia lainnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) minggu depan. Negara-negara itu harus mempresentasikan tujuan-tujuan baru menjelang pembicaraan iklim COP30 pada bulan November.

Para penghasil emisi utama, termasuk Cina, diperkirakan akan memenuhi tenggat waktu. Australia mengumumkan targetnya pada Kamis (18/9).

Komisaris Iklim Uni Eropa Wopke Hoekstra membela catatan blok tersebut. "Jika Anda melihat lebih dekat, Anda dapat menemukan bahwa kami terus menjadi yang paling ambisius di panggung global," kata Hoekstra, Kamis (18/9), seperti dikutip Reuters.

PBB telah mendesak negara-negara untuk membawa rencana iklim terbaru mereka ke Majelis Umum pada minggu depan. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali momentum global untuk mengatasi perubahan iklim.

Momentum itu telah terpukul oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membatalkan komitmen iklim AS. Selain itu, negara-negara juga berjuang untuk menyeimbangkan perlindungan lingkungan dengan tantangan ekonomi dan geopolitik.

Target Iklim Baru

Uni Eropa (UE) berencana untuk menyepakati target iklim baru untuk tahun 2040 dan 2035 bulan ini. Namun, negara-negara anggotanya - termasuk Jerman, Prancis, dan Polandia - menuntut para pemimpin blok itu untuk membahas terlebih dahulu target 2040 pada pertemuan puncak di bulan Oktober. Hal ini menggagalkan pembicaraan tentang kedua target tersebut.

"UE selalu mengambil keputusan ini setelah perdebatan besar. Ini bukanlah objek yang mudah. Kita harus berhati-hati untuk tidak semakin memecah belah UE karena kebijakan iklim," kata Menteri Jerman untuk urusan iklim, Jochen Flasbarth. Ia menambahkan hal ini berlaku bagi negara-negara Eropa Timur yang lebih miskin.

Sebagai langkah mundur, para menteri UE akan mencoba untuk menyepakati "pernyataan niat" yang menguraikan tujuan iklim apa yang pada akhirnya ingin disetujui oleh UE.

Draf pernyataan itu menyebutkan UE akan mencoba menyepakati target pengurangan emisi antara 66,3% dan 72,5% pada tahun 2035.

Uni Eropa akan berupaya untuk menyerahkan target final 2035 sebelum COP30 pada bulan November - di mana hampir 200 negara akan menegosiasikan langkah selanjutnya untuk mengatasi pemanasan global.

"Sulit bagi kami untuk meminta pihak lain, mitra internasional kami, untuk melakukan hal yang sama jika kami tidak menepati janji sendiri," kata Menteri Iklim Finlandia, Sari Multala.

Negara-negara Uni Eropa Terpecah karena Perbedaan Pendapat

Secara tradisional, Uni Eropa telah mendorong kesepakatan iklim global yang ambisius, dengan mengutip kebijakan mereka sendiri - yang merupakan salah satu yang paling ambisius di dunia - sebagai bukti bahwa mereka memimpin dengan memberi contoh.

Namun meningkatnya kekhawatiran atas biaya tindakan iklim dan tekanan untuk meningkatkan belanja pertahanan dan industri telah memicu penolakan dari beberapa negara anggota.

"Kita hidup di masa yang sulit. Ada perang di benua kita... Sementara Anda memenuhi target iklim Anda yang ambisius, Anda juga harus memiliki perhatian terhadap basis industri Anda," kata Menteri Iklim Denmark, Lars Aagaard, yang akan memimpin pertemuan para menteri iklim Uni Eropa pada hari Kamis (18/9) ini.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...