PGE Targetkan Penurunan Emisi Karbon 9 Juta Ton/Tahun dari Panas Bumi

Image title
25 Agustus 2021, 19:17
emisi karbon, pge, pertamina, panas bumi
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Pekerja mengisolasi "upstream" dan "downstream control valve rock muffler" pada pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Karaha, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020).

Langkah pengurangan emisi karbon ini juga tercermin dari setidaknya tujuh Proyek Carbon Credit PGE yang dimulai sejak tahun 2010. Adapun ketujuh proyek tersebut terdiri dari Proyek Clean Development Mechanism (CDM), Verified Carbon Standard (VCS) dan Gold Standard sebagai premium label Proyek CDM.

Potensi Ekonomi Kredit Karbon

Selain berdampak positif bagi lingkungan, pengelolaan karbon yang tepat juga dapat memberikan potensi ekonomi. Meskipun saat ini terdapat tantangan penurunan harga jual kredit karbon yang signifikan pasca berakhirnya protokol Kyoto.

Namun dengan meningkatnya tingkat kepedulian negara-negara di dunia terhadap pemanfaatan energi bersih dan pengurangan emisi karbon, PGE berharap pasar CDM bisa lebih baik dan lebih stabil pada tahun-tahun mendatang.

Saat ini terdapat lima proyek kredit karbon di PGE berjenis CDM Gold Standard (CDM-GS) yaitu Kamojang Unit 5, Karaha Unit 1, Lumut Balai Unit 1&2, Lumut Balai Unit 3&4, dan Ulubelu Unit 3&4.

Dengan adanya sertifikasi premium label standar emas tersebut, maka nilai jual kredit karbon bisa lebih dimaksimalkan. Untuk pengelolaan CDM-GS dilakukan bersama SouthPole Carbon Assets Management, Ltd. (SPCAM).

Selain itu, ada juga proyek kredit karbon berjenis Verified Carbon Standard (VCS) untuk Lahendong Unit 5&6. Proyek ini awalnya adalah proyek CDM yang kemudian diubah menjadi VCS karena potensi harga jual kredit karbonnya menjadi lebih tinggi. Saat ini VCS masih dalam tahap persiapan verifikasi dan penjualan.

VCS merupakan sertifikat proyek penurunan emisi gas rumah kaca yang dibuat oleh lembaga non komersil The Climate Group, International Emissions Trading Association (IETA), The World Economic Forum, dan The World Business Council for Sustainable Development pada 2005.

Sertifikasi ini menitikberatkan pada nilai tambah berupa pengembangan metodologi-metodologi baru di luar CDM dengan mekanisme yang relatif lebih sederhana dan biaya transaksi yang lebih murah.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...