Perusahaan Amerika Serikat Bakal Marak Investasi di Sektor EBT RI
Sebanyak tiga perusahaan asal Amerika Serikat akan berinvestasi di dalam negeri. Investasi tersebut akan masuk ke dalam sektor energi baru terbarukan (EBT).
Air Products and Chemicals, Inc akan menambah investasi di dalam negeri sebanyak US$ 3 miliar untuk membangun fasilitas produksi hidrogen di bendungan milik negara. Artinya, total investasi yang dilakuakan Air Products mencapai US$ 18 miliar.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengatakan investasi akan memperkuat tema presidensi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yakni mendorong implementasi EBT. Menurutnya, pemanfaatan hidrogen sebagai bahan baku EBT merupakan salah satu potensi yang belum dimaksimalkan.
"Di hampir semua negara di belahan dunia sekarang, tidak akan mungkin investasi masuk (industri) hilirisasi kalau tidak ada (implementasi) energi baru terbarukan," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Jumat (13/5).
Selain Air Products, Bahlil mengatakan Chevron Corporation akan melakukan investasi senilai US$ 10 miliar hingga 2032 di bidang panas bumi atau geothermal. Investasi ini akan dilakukan bersama PT Pertamina (Persero).
Terakhir, Charge CCCV (C4V) berencana untuk membangun pabrik baterai untuk mobil listrik (EV) di dalam negeri. C4V menjadi perusahaan asing keempat yang akan mendirikan pabrik baterai setelah LG Energy Solution, Badische Anilin- und SodaFabrik (BASF), Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), dan BritishVolt.
"Kami sudah tawarkan ke mereka. (Saya bilang) kalau tidak masuk investasi ekosistem baterai mobil (listrik di) Indonesia itu adalah salah satu perusahaan yang mungkin rugi," kata Bahlil.
Sebelumnya, CEO Tesla Inc Elon Musk berencana untuk membangun industri baterai EV di dalam negeri. Elon berencana untuk berinvestasi di dua tempat, yakni Kawasan Industri Hijau di Tanah Kuning, Kalimantan Utara dan suatu tempat di Pulau Sulawesi. Salah satu pertimbangan Elon berinvestasi di Indonesia adalah cadangan sumber daya baterai yang besar, yakni nikel, mangan, dan kobalt
Selain pabrik baterai, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani mengatakan Elon juga akan membangun pabrik EV Tesla di dalam negeri. Pabrik tersebut rencananya akan menangani pasar Asia.
"Dia paling nggak bisa produksi sampai 5 juta kendaraan per tahun. Jadi, untuk Asia yang ditawarkan di Indonesia," kata Rosan.
Tidak hanya industri EBT, Bahlil mengatakan Microsoft Corporation akan membangun data center di Indonesia dan beberapa infrastruktur telekomunikasi. Menurutnya, realisasi investasi Microsoft kini mulai berjalan.
Investasi asal Amerika Serikat lain yang kini sedang berjalan adalah pembangunan smelter milik Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc di Gresik. Bahlil menilai investasi ini merupakan salah satu bentuk implementasi Undang-Undang No. 3-2022 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
"Pembangunan smelter Freeport di Gresik hari ini sudah mencapai 40% dan di 2023 akhir sudah COD (Commercial Operation Date/ beroperasi)," kata Bahlil.