Penjualan Energi Terbarukan PLN Tumbuh 2 Kali Lipat pada Semester 1
PT Perusahaan Listrik Negara melaporkan capaian penjualan sertifikat energi terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) mencapai 1,4 terawatt jam ( TWh) sepanjang semester pertama 2023. Angka ini tumbuh 200% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan sebaran konsumen pembeli REC mayoritas 99,86% berada di Pulau Jawa, yakni daerah Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Adapun total penjualan REC PLN telah mencapai 3,5 TWh sejak penjualan perdana pada 2021 dengan keseluruhan pembeli REC lebih dari 200 pelanggan.
"Peningkatan ini menunjukkan REC sangat diminati oleh pelanggan," kata Greg lewat pesan singkat Rabu (12/7).
Dalam menerbitkan REC yang disalurkan kepada pelanggan, PLN bekerja sama dengan TIGRs APX sebagai badan internasional yang melakukan verifikasi. Proses pengujian dilakukan dengan sistem pelacakan internasional di California, Amerika Serikat.
Sejauh ini, pembangkit energi hijau milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Jawa Barat dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong Sulawesi Utara 80 MW dan PLTP Ulubelu Lampung 110 MW. Pembangkit lain yang terdaftar adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru 130 MW di Sulawesi Selatan.
Tak hanya dari pembangkit EBT milik PLN, sumber pasokan listrik untuk layanan REC juga berasal dari pembangkit listrik EBT milik pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) yang menjual listriknya ke PLN. Greg menambahkan, REC menjadi bukti suatu perusahaan atau individu telah menggunakan listrik yang berasal dari pembangkit energi terbarukan. Adapun 1 unit REC setara dengan listrik 1 Megawatt.
"Melalui REC, PLN menghadirkan opsi bagi pelanggan untuk pemenuhan target penggunaan energi terbarukan yang transparan, akuntabel dan diakui secara internasional," ujar Greg.
PLN mencatat ada sepuluh perusahaan dengan kontribusi terbesar dalam pembelian REC. Perusahaan itu antara lain Nike Indonesia sebagai pabrikan sepatu. Ada juga PT Cheil Jedang Indonesia dan PT Asahimas Chemical yang keduanya bergerak di industri kimia.
Selain itu ada perusahaan otomotif Astra Otoparts Group, industri rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna dan PT Amerta Indah Otsuka yang bergerak di industri makanan dan minuman. Selanjutnya ada PT Air Liquide Indonesia di industri gas, PT Tjiwi Kimia di industri kertas, PT Agincourt Resources di industri tambang dan PT South Pacific Viscose di industri tekstil