Kejar Bauran Energi 23% pada 2025, Ini Daftar Proyek-proyek EBT RI

Nadya Zahira
11 Agustus 2023, 19:32
bauran ebt, energi baru terbarukan, energi terbarukan
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (10/8/2023).

Pemerintah menargetkan porsi energi baru dan terbarukan (EBT) nasional sebesar 23% dalam bauran energi nasional pada 2025. Namun data Kementerian ESDM menunjukkan porsi EBT hingga pertengahan 2023 masih berada di angka 12,%.

Dengan demikian, masih dibutuhkan sekira penambahan kapasitas 12 gigawatt (GW) pemanfaatan EBT pada sektor energi primer untuk mengejar target 23% dalam waktu dua tahun. Porsi EBT dalam bauran energi primer hanya naik 0,1% sepanjang 2022.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan optimis bahwa pemerintah bisa mencapai target bauran EBT 23% pada 2025. “Kalau optimis selalu, tapi kan kendalanya juga ada, dan harus segera kita atasi,“ ujarnya, saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (11/8).

Menanggapi hal ini, Pengamat sekaligus Executive Director Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa, menilai target bauran EBT 23% pada 2025 sulit untuk dicapai.

Pasalnya dibutuhkan penambahan kapasitas pembangkit listrik terbarukan hingga 11 gigawatt (GW). “Tapi kalau saya lihat rasanya sulit untuk mencapai 11 GW dalam waktu sampai akhir 2025,” kata dia.

Dia mengatakan, faktor lainnya yang membuat target bauran EBT nasional sebesar 23% itu sulit tercapai yaitu, adanya proyek-proyek PLN yang molor.

Fabby mencotohkan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang sebelumnya dijadwalkan tahap satu bisa rampung 2024, sedangkan tahap dua 2025. Namun tahap satu diperkirakan selesai 2026, dan tahap dua pada 2028.

Tak hanya itu, dia menyebut PLN bahkan tidak melakukan proyek lelang, sehingga tidak ada pengadaan energi terbarukan pada tahun 2020-2022, dan baru akan dilakukan pelelangan pada tahun ini.

Meski Fabby pesimis, menurut dia hal tersebut bisa dicapai jika proyek PLTS atap dikejar hingga 8.000 megawatt (MW). Sehingga dalam setahun bisa mencapai sekitar 3.500-4.000 MW. PLTS atap dinilai paling cepat untuk menambahkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

“Kalau PLTS atap digeber mungkin bisa mencapai 23% itu, plus ada penambahan dari sisi penggunaan biomassa kalau bisa ditingkatkan 10% atau 5% sesuai dengan target PLN. Jadi kuncinya di situ sebenarnya,” ujar Fabby.

Adapun proyek-proyek energi terbarukan yang sudah berjalan di antaranya sebagai berikut:

  1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng, Winosobo berkapasitas 10 MW.
  2. PLTP Sokoria di Nusa Tenggara Timur 30 MW.
  3. Pembangkit Listrik Tenaga Air atau Minihidro (PLTA/M) 490 MW tersebar di Sumatera, Sulawesi, dan Jawa.
  4. PLTP dengan total kapasitas sebesar 195 MW pada tahun 2022.
  5. Pembangkit Listrik Tenaga Bionergi dengan kapasitas hampir 20 MW.

Disisi lain, untuk mengerek capaian produksi listrik bersih, pemerintah mulai konsisten untuk mendorong input listrik bersih sebesar 500 megawatt (MW) per tahun. Angka input ini relatif kecil jika mengacu pada bauran listrik EBT, yang masih di kisaran 12,6% dari total bauran energi nasional pada 2022.

Sedangkan, untuk mengejar target bauran energi bersih 23%, pemerintah akan melakukan percepatan dengan mendaftarkan 2.000 MW setrum EBT per tahunnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan proses rampung dalam waktu tiga tahun.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...