Cerita Warga di TPAS Manggar Tak Pakai LPG Berkat Biogas dari Sampah

Nadya Zahira
11 September 2023, 09:21
biogas, tpas manggar, lpg
Katadata-Nadya Zahira
TPA Manggar mengolah 420 ton sampah per hari menjadi biomassa berupa bahan bakar jumputan padat dan woodpellet untuk co-firing PLTU milik PLN.

Terik matahari sangat terasa dan menyentuh seluruh permukaan kulit, karena minimnya pepohonan di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. Sepanjang mata memandang terdapat lautan sampah yang menggunung tinggi di TPAS yang beroperasi sejak 2002.

Terlihat juga tumpukan sampah yang menjulang tinggi dan sedang dikeruk menggunakan ekskavator. Pengerukan sampah tersebut menjadi pemandangan sehari-hari di TPAS Manggar yang masih menggunakan metode sanitary landfill.

Sepintas, memang tidak ada yang istimewa dan terlihat seperti TPAS pada umumnya. Namun, nyatanya TPAS ini bisa memanfaatkan sampah-sampah tersebut dan menyulapnya menjadi biogas yang bisa digunakan oleh warga sekitar.

Adapun gas yang digunakan oleh warga sekitar tersebut berasal dari pemanfaatan sampah organik yang diolah menjadi gas metana. Sejak 2018 hingga saat ini program tersebut di TPAS Manggar mendapatkan dukungan CSR dari Pertamina Hulu Mahakam.

Salah satu warga sekitar sekaligus pengelola TPAS Manggar, Suyono, mengatakan dengan adanya program sampah yang diubah menjadi gas masak tersebut, dia setiap bulannya bisa hemat karena hanya mengeluarkan Rp 10.000 setiap bulannya. Yang biasanya harus mengeluarkan sebesar Rp 40.000 jika membeli gas tabung LPG.

“Saya jadi bisa hemat hingga Rp 30.000, jadi uang itu bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Tadinya setiap bulan saya keluarkan uang Rp 40.000 buat beli gas LPG,” ujar Suyono saat ditemui Katadata.co.id, di TPAS Manggar, Balikpapan, Rabu (6/9).

Warga TPAS Manggar menunjukkan nyala kompor biogas.
Warga TPAS Manggar menunjukkan nyala kompor biogas. (Katadata-Nadya Zahira)

Sejarah Program Biogas

Suyono bercerita, awalnya pada 2014 dia memiliki impian agar warga sekitar bisa menikmati biogas sehingga tidak perlu membeli LPG untuk kebutuhan memasak. Sejak saat itu, dia akhirnya memutuskan untuk mencari tahu dan belajar dari beragam buku terkait pemanfaatan sampah organik yang bisa menghasilkan biogas.

“Kadang saya juga keliling TPAS untuk melihat potensi yang ada. Dan Alhamdulillah, ternyata biogas metana dari sampah-sampah itu bisa dialirkan ke rumah-rumah warga,” kata dia.

Kemudian, Suyono akhirnya memutuskan untuk merembukan ide cemerlangnya itu kepada otoritas terkait dan warga sekitar, serta beberapa ketua rukun tetangga lainnya.

Dengan tekad yang kuat, dia memberanikan diri menghadap Pertamina Hulu Mahakam (PHM) untuk meminta bantuan pipa paralon. Adapun pia-pipa tersebut nantinya untuk menyalurkan gas dari TPAS ke rumah-rumah warga.

Setelah itu, Inspeksi PHM berkunjung langsung ke TPAS dan melihat bahwa memang terdapat produksi gas metana yang cukup besar. Bahkan, gas tersebut lebih banyak dibandingkan kebutuhan warga di sekitar TPAS. Proyek menangkap gas metana itu akhirnya dilakukan.

Suyono menyebutkan, PHM setidaknya memberikan sekitar 300 pipa dengan berbagai macam ukuran. Mulai dari pipa yang dipasang secara vertikal ke dalam tumpukan sampah, hingga pipa yang dipasang secara horizontal untuk mengalirkan gas tersebut ke rumah-rumah warga.

Dia menjelaskan, untuk distribusi gas metana ke rumah-rumah warga tidak menggunakan mesin, hanya menggunakan pipa yang dihubungkan ke pembagi aliran gas dan separator yang berfungsi mengurangi kadar air dalam gas. "Dulu aliran biogas tak seperti sekarang 24 jam. Dulu itu tersendat-sendat," kata dia.

Instalasi separator gas metana TPAS Manggar.
Instalasi separator gas metana TPAS Manggar. (Katadata-Nadya Zahira)

Suyono mengatakan, program tersebut bisa berjalan dengan baik hingga saat ini berkat kerja sama yang dilakukan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan, dan warga sekitar. Akhirnya, sejak 2018 pipa paralon terus bertambah, lantaran banyak warga yang berminat untuk menggunakan gas yang berasal dari sampah tersebut.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...