ICEF: Perusahaan Besar Garap Proyek EBT untuk Akses Bursa Karbon

Nadya Zahira
19 September 2023, 20:33
bursa karbon, ebt, energi terbarukan, energi baru terbarukan
PGE
Wilayah kerja panas bumi.

Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) menilai alasan banyaknya perusahaan besar yang menggarap proyek energi baru terbarukan atau EBT salah satunya karena melirik potensi bisnis dari pelaksanaan bursa karbon.

Anggota ICEF Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan saat ini banyak perusahaan besar yang ingin mengembangkan EBT salah satunya seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi. Sehingga mereka mengantisipasi beberapa aturan yang akan dijalankan dalam bursa karbon.

“Kami melihat kaitannya dengan perusahaan geothermal ini yaitu ternyata, perdagangan karbon disambut dengan baik. Hal ini tercermin dari harga saham Pertamina Geothermal dan Barito yang naik,” ujarnya saat ditemui di sela acara Indonesia Energy Transition Dialogue 2023 di Jakarta, Selasa (19/9).

Dengan demikian, dia mengatakan jika Barito ingin mengantarkan anak usahanya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan bisnis bursa karbon, maka hal tersebut sangat wajar dan masuk akal.

“Memang reaksi itu datang karena apresiasi terhadap EBT ini, dengan adanya pasar karbon menurut mereka akan bisa memperbaiki perekonomian,” kata Widhyawan.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya akan memberikan kemudahan bagi investor yang ingin berinvestasi di industri panas bumi Indonesia karena dinilai ideal untuk melakukan perdagangan karbon.

“Ya kita pasti akan memberikan banyak kemudahan ya, karena panas bumi ini ideal untuk carbon swap atau menurunkan emisi karbon,” ujar Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (11/8).

Arifin mengatakan selain minim emisi karbon, kemudahan tersebut diberikan juga karena panas bumi termasuk ke dalam energi baru terbarukan (EBT) yang sejalan dengan upaya pemerintah menggenjot pasar karbon di Indonesia. “Selain carbon swap, kemudian nanti carbon capture, ini akan jadi fokus untuk program pengurangan emisi," ujarnya.

Arifin menuturkan, untuk dapat menjalankan dalam pengembangan investasi di panas bumi tersebut, pemerintah sudah membuat sejumlah aturan salah satunya yakni dengan mengantisipasi risiko bilamana investor itu gagal dalam melakukan eksplorasi.

Diketahui, Indonesia memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar ke-2 di dunia dan sudah dimanfaatkan sebesar 2.175,7 MWe atau 9% untuk Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTP). Sementara potensinya mencapai 24 GW.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), ambil bagian pengelolaan 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) atau 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia. Sebesar 672 MW dioperasikan oleh PGEO dan sebesar 1.205 MW dikelola melalui Joint Operation Contract.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...