Afrika Selatan Akan Dapat Pinjaman US$ 1 M untuk Tangani Krisis Energi

Hari Widowati
16 Oktober 2023, 12:34
Afrika Selatan menghadapi krisis listrik akibat pembangkit listrik batu bara yang usianya sudah tua sering rusak. Pemadaman listrik bergilir mengganggu pertumbuhan ekonomi negara itu.
ANTARA FOTO/REUTERS/Siphiwe Sibeko/aww/sad.
Afrika Selatan menghadapi krisis listrik akibat pembangkit listrik batu bara yang usianya sudah tua sering rusak. Pemadaman listrik bergilir mengganggu pertumbuhan ekonomi negara itu.

Bank Dunia tengah mengkaji pemberian pinjaman US$ 1 miliar untuk membantu Afrika Selatan mereformasi sektor energinya. Saat ini Afrika Selatan menghadapi krisis energi, pemadaman listrik telah melumpuhkan perekonomian negara tersebut.

"Pinjaman tersebut akan diberikan langsung kepada pemerintah dan bukan kepada perusahaan listrik negara, Eskom. Masih didiskusikan," ujar Marie Francoise Marie-Nelly, Direktur Bank Dunia untuk Afrika Selatan, di Marrakesh, Maroko, seperti dikutip Reuters, Senin (16/10). Marie-Nelly menyebut pinjaman tersebut akan segera dicairkan. Namun, ia tidak menyebutkan detail waktunya.

Afrika Selatan saat ini menghadapi krisis listrik terburuk. Pembangkit tenaga batu bara Eskom yang sudah tua sering rusak. Pemadaman listrik bergilir telah menghambat pertumbuhan ekonomi negara yang menjadi anggota BRIC itu. Di sisi lain, krisis listrik ini mendorong swasta berinvestasi di sektor energi terbarukan.

"Ini adalah pinjaman untuk kebijakan pembangunan yang mendukung reformasi penting," ujar Marie-Nelly mengenai potensi pendanaan dari Bank Dunia itu. Pinjaman itu akan difokuskan pada transmisi listrik yang selama ini menjadi batu sandungan untuk mengalirkan listrik dari pembangkit listrik swasta.

Februari lalu, Pemerintah Afrika Selatan setuju untuk mengambil alih utang Eskom senilai 254 miliar rand atau sekitar US$ 13,4 miliar melalui skema keringanan utang dengan syarat-syarat tertentu. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Eskom tidak bisa mengajukan utang baru dalam tiga tahun ke depan kecuali mendapatkan persetujuan dari menteri keuangan Afrika Selatan.

Pada 2019, pemerintah negara tersebut memisahkan (spin off) bisnis Eskom menjadi tiga anak usaha, yakni transmisi, pembangkitan listrik, dan distribusi listrik. Pada Agustus lalu, Eskom mengatakan anak usahanya yang bergerak di bidang transmisi tidak akan beroperasi hingga 2025.

Pinjaman dari Bank Dunia itu juga akan mendukung Afrika Selatan untuk melakukan transisi yang adil dari batu bara dan memastikan masyarakat yang rentan tidak menderita akibat transisi tersebut. Marie-Nelly mengatakan pemerintah Afrika Selatan juga melihat pada agenda iklim yang lebih luas, termasuk kemungkinan menerapkan pajak karbon.

Pada November 2022, Bank Dunia telah menyetujui pendanaan US$ 497 juta untuk pensiun dini salah satu pembangkit listrik tenaga batu bara milik Eskom.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...