Pembangkit Nuklir Beroperasi 2032, Ini Sederet Investor yang Antre

Nadya Zahira
17 November 2023, 05:30
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir, PLTN
123rf.com/Vaclav Volrab
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir, PLTN

Pemerintah berencana mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) secara komersial pada 2032. Kapasitas PLTN tersebut ditargetkan mencapai 9 gigawatt (GW) pada 2060.

Rencana operasi PLTN pada 2023 tersebut muncul dalam revisi Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang sudah dirampungkan Dewan Energi Nasional (DEN). Sebelumnya dalam peta jalan net zero emission, PLTN ditargetkan beroperasi pada 2039.

 Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan posisi nuklir dalam KEN sudah berubah.

“Dalam revisi KEN yang baru juga sudah diperbaiki, nuklir sebagai pilihan terakhir sudah dihapuskan,” kata Yudo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Rabu (15/11).

Diminati Investor

 Sejumlah investor pun mulai antre untuk mengembangkan PLTN di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah mulai memetakan potensi bahan galian nuklir di dalam negeri. 

Menurut catatan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pada 2019, RI memiliki total sumber daya uranium 81.090 ton dan thorium 140.411 ton. Bahan baku nuklir tersebut tersebar di tiga wilayah, yakni Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. 

Sumatra memiliki 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium, Kalimantan 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium, dan Sulawesi 3.793 ton uranium dan 6.562 ton thorium. Adapun satu pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 1.000 MW membutuhkan 21 ton uranium yang dapat memproduksi listrik selama 1,5 tahun.

Berikut perusahaan yang sudah berminat bangun PLTN di Indonesia:

1. Thorcon

PT ThorCon Power Indonesia dikabarkan telah menyiapkan dana investasi Rp 17 triliun untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berbasis thorium di Pulau Gelasa, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Namun, mereka ingin mendapatkan kepastian hukum terlebih dahulu sebelum merealisasikan investasinya.

Direktur Operasi ThorCon Power Indonesia Bob S. Effendi mengatakan, dana investasi sebesar Rp 17 triliun yang telah disiapkan untuk pembangunan PLTN Thorium di Pulau Gelasa Provinsi Kepulauan Babel.

“Kami mengharapkan pemerintah untuk memberikan payung Perpres, agar perubahan-perubahan terkait tata ruang yang dilakukan oleh pemprov dapat dipayungi oleh Perpres,” katanya di Pangkalpinang, Rabu (29/3). 

Ia mengatakan energi thorium dan nuklir merupakan sumber energi yang dapat memberikan nilai ekonomis dan kebermanfaatan yang lebih besar dari batubara. Dengan demikian, peralihan dari batubara ke nuklir merupakan suatu hal yang tidak dapat terelakkan.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...