Pupuk Sriwijaya Pangkas 40% Penggunaan Bahan Bakar Fosil dengan PLTS
PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) sebagai salah satu anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) mempercepat kenaikan energi terbarukan di Indonesia dengan memiliki pembangkit listrik panel surya (PLTS) berkapasitas 110 Kilo watt volt (Kwv). Penggunaan PLTS tersebut bisa menghemat 40 persen penggunaan bahan bakar fosil.
"Ini menjadi salah satu upaya paling tepat untuk mempercepat kenaikan bauran energi terbarukan di Indonesia dan juga mempersiapkan PT Pupuk Sriwijaya dalam mencapai target net zeronya di 2060," kata VP Lingkungan Hidup PT Pusri Palembang Yusuf Riza di Palembang, Rabu (28/2).
Ia mengatakan, Pusri juga menjalankan program penghijauan penanaman satu juta pohon hingga 2030 yang akan datang.
Selain itu, Pusri juga menggalakkan penggunaan kendaraan listrik bagi karyawan Pusri, beberapa di antaranya telah memiliki mulai dari mobil listrik, motor listrik, dan forklift.
Koordinator Proyek Dekarbonisasi Industri Institute for Essential Services Reform (IESR) Faricha Hidayati mengatakan, penyediaan listrik bersih merupakan kunci dalam penurunan emisi sektor industri.
“Tanpa listrik bebas emisi, bahkan dengan teknologi yang termutakhir pun, sulit rasanya untuk mendekarbonisasi sektor industri,” ujarnya.
Faricha mencontohkan teknologi amonia hijau tidak akan lagi menjadi "hijau" apabila listrik yang memasoknya berasal dari pembakaran batu bara. Upaya pemasangan PLTS secara mandiri seperti yang telah dilakukan PT Pupuk Sriwijaya ini menjadi salah satu upaya paling tepat untuk mempercepat kenaikan bauran energi terbarukan di Indonesia.
Berdasarkan kajian IESR berjudul Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2024, energi surya menjadi solusi transisi energi paling efektif, karena biaya instalasi dan perawatannya yang semakin cost-competitive.
Menurut dia, Indonesia setidaknya membutuhkan PLTS paling sedikit sepertiga dari kebutuhan energi di 2060.
Lima PLTS Terbesar Dunia
Sejumlah negara kini saling berlomba untuk mendorong transisi energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dilakukan melalui pembangunan PLTS.
PLTS memproduksi energi listrik yang dihasilkan dari energi alternatif sinar matahari. Dengan sumber energi yang tak terbatas ini, bumi juga akan terhindar dari polusi udara dan tidak merusak lingkungan.
Lokasi: Rajasthan, India
Kapasitas Terpasang: 2.245 megawatt (MW)
Bhadla Solar Park merupakan PLTS terbesar di dunia. Fasilitas pembangkit listrik yang terletak di distrik Jodhpur, Rajasthan, India ini memiliki luas area sebesar 14.000 hektare (ha).
Tercatat, ladang pembangkit listrik tenaga surya ini memiliki kapasitas 2,25 gigawatt (GW) dan membutuhkan investasi diperkirakan lebih dari US$1,3 miliar.
Dioperasikan pada 2017, raksasa tenaga surya ini berisi lebih dari 10 juta panel surya. Fasilitas ini dikembangkan dalam empat tahap di bawah skema Kementerian Energi Baru & Terbarukan (MNRE). Pabrik listrik tersebut memanfaatkan panas dari negara bagian Rajasthan di gurun India untuk menghasilkan energi terbarukan yang bersih.
2. Huanghe Hydropower Hainan Solar Park
Lokasi: Provinsi Qinghai, Tiongkok
Kapasitas Terpasang: 2.200 MW
Huanghe Hydropower Hainan Solar Park terletak di provinsi Qinghai Tiongkok. Ini merupakan fasilitas tenaga surya terbesar di Negeri Tirai Bambu. Kapasitas produksi PLTS ini sebesar 2,2 GW.
Adapun fasilitas tersebut dibuat oleh Huanghe Hydropower Development, sebuah perusahaan pembangkit listrik milik negara dan membutuhkan investasi sekitar US$2,3 miliar. Pabrik raksasa ini menawarkan kapasitas penyimpanan 202,8 MW. Dikembangkan melalui lima tahap, pabrik ini tersebar di area seluas 564 ha dan mulai beroperasi pada 2020 lalu.
3. Pavagada Solar Park
Lokasi: Karnataka, India
Kapasitas Terpasang: 2.050 MW
Pavagada Solar Park berada di distrik Tumkur di Karnataka, India. Fasilitas pembangkit listrik dengan kapasitas produksi 2,05 GW ini mencakup area seluas 13.000 ha.
PLTS ini dikembangkan oleh Karnataka Solar Power Development Corporation (KSPDCL) dengan nilai investasi mencapai US$2 miliar. Pavagada Solar Park mulai beroperasi sejak Desember 2019
4. Benban Solar Park
Lokasi: Kegubernuran Aswan, Mesir
Kapasitas Terpasang: 1650 MW
Benban Solar Park yang terletak di desa Benban di Kegubernuran Aswan, Mesir, merupakan proyek tenaga surya terbesar di Afrika. PLTS ini dilengkapi dengan 41 pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas produksi tenaga surya sebesar 1,6 GW.
Pengembangan proyek tenaga surya ini diawasi oleh Otoritas Baru dan Terbarukan (NREA) Mesir dan sejalan dengan Strategi Energi Berkelanjutan 2035, yang diumumkan oleh pemerintah Mesir.
Adapun fasilitas pembangkit listrik ini memiliki luas 9.000 ha dan terhubung ke Jaringan Nasional Mesir pada 2019, dan saat ini memberi daya pada lebih dari 420 ribu rumah tangga.
5. Tengger Desert Solar Park
Lokasi: Ningxia, Tiongkok
Kapasitas Terpasang: 1547 MW
Ini merupakan pembangkit listrik tenaga surya terbesar kelima di dunia. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi 1547 MW dan mencakup 1.200 km gurun Tengger.
Tengger Desert Solar Park juga disebut sebagai Tembok Besar Tenaga Surya, di mana fasilitas ini dimiliki oleh China National Grid dan Zhongwei Power Supply Company. PLTS ini mulai beroperasi pada 2017 dan sekarang menjadi “bahan bakar” bagi lebih dari 600 ribu rumah tangga.