SCG Genjot Penggunaan Limbah Industri sebagai Bahan Bakar Alternatif
“Tahun 2023, kami telah berhasil melipatgandakan pemanfaatan bahan bakar alternatif dan melibatkan bahan baku alternatif dalam proses produksi di persentase yang mengesankan. Dengan perkembangan ini, kami optimis akan secara konsisten melihat peningkatan, baik dalam pemanfaatan bahan bakar maupun bahan baku, di setiap proses produksi SCG yang tersebar di seluruh Indonesia melalui berbagai anak perusahaan,” kata Warit dalam keterangan tertulis, Rabu (17/4).
SCG juga berkomitmen untuk beraksi nyata mendukung Indonesia mencapai Enhanced National Determined Contributions (ENDC) dengan menekan 31,89% emisi gas rumah kaca. Selain itu, SCG juga mewujudkan komitmen ‘Set Net Zero’ sebagai bagian dari prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) 4 Plus.
ESG 4 Plus terdiri dari empat komitmen utama; mencapai nol bersih emisi pada tahun 2050 (Set Net Zero), mewujudkan industri hijau (Go Green), menekan kesenjangan sosial (Reduce Inequality), dan merangkul kolaborasi (Embrace Collaboration), dengan keadilan dan transparansi di setiap operasi (Plus).
Pemanfaatan Limbah Palet
PT Dayasa Aria Prima, salah satu anak perusahaan SCG di lini bisnis pengemasan (packaging), juga telah memanfaatkan limbah palet kayu sebagai bahan bakar alternatif sejak 2022. Penggunaan limbah palet ini telah mengurangi penggunaan batu bara hingga 4% atau setara 1.211 ton, dan diproyeksikan bakal meningkat ke 6%-10%.
PT Semen Jawa juga telah memanfaatkan limbah B3 dan non-B3 sebagai bahan baku alternatif dalam produksi semen dengan sistem co-processing, mencapai 8.000 ton per bulan atau setara dengan 3% dari total bahan baku.