G7 Sepakat Akhiri Penggunaan PLTU Batu Bara di 2035
Para menteri energi dari negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) mencapai kesepakatan untuk menutup pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara mereka pada 2035. Ini merupakan langkah signifikan menuju transisi dari bahan bakar fosil.
“Ada kesepakatan teknis, kami akan menyegel kesepakatan politik ini terakhir pada hari Selasa,” kata Menteri Energi Italia Gilberto Pichetto Fratin, yang memimpin pertemuan tingkat menteri G7 di Turin, seperti dikutip Reuters, Senin (29/4).
Pada hari ini (30/4), para menteri akan mengeluarkan komunike akhir yang merinci komitmen G7 untuk mendekarbonisasi ekonomi mereka.
Pichetto mengatakan bahwa para menteri juga mempertimbangkan potensi pembatasan impor gas alam cair Rusia ke Eropa yang akan diusulkan oleh Komisi Eropa dalam waktu dekat. “Masalah ini ada dalam agenda teknis dan politik (G7). Kami sedang mengupayakannya, saya tidak bisa melangkah lebih jauh... jika ada keputusan akhir, saya akan mengkomunikasikannya,” ujar sang menteri dalam sebuah konferensi pers dengan para wartawan.
Nasib Energi Batu Bara dan Nuklir
Perjanjian tentang batu bara menandai langkah signifikan ke arah yang ditunjukkan tahun lalu oleh pertemuan iklim PBB COP28 untuk menghapuskan bahan bakar fosil. Batu bara dianggap sebagai energi fosil yang paling banyak menimbulkan polusi.
Italia tahun lalu menghasilkan 4,7% dari total listriknya melalui beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara. Roma saat ini berencana untuk mematikan pembangkit listriknya pada tahun 2025, kecuali di Pulau Sardinia yang memiliki tenggat waktu hingga tahun 2028.
Di Jerman dan Jepang, batu bara memiliki peran yang lebih besar, dengan pangsa listrik yang dihasilkan oleh bahan bakar ini lebih tinggi dari 25% dari total tahun lalu. Tahun lalu di bawah kepresidenan Jepang, G7 berjanji untuk memprioritaskan langkah-langkah konkret menuju penghapusan pembangkit listrik tenaga batu bara, namun tidak menyebutkan tenggat waktu yang spesifik.
Energi nuklir dan bahan bakar nabati adalah dua isu lain yang menjadi agenda utama Italia dalam pertemuan ini, dan Pichetto mengatakan bahwa keduanya akan disebutkan di dalam komunike akhir di antara opsi-opsi yang bisa dipilih negara-negara G7 untuk mengurangi karbonisasi pembangkit listrik dan transportasi.
Pada pertemuan hari ini, blok G7 juga dapat mengindikasikan perlunya peningkatan kapasitas baterai sebesar enam kali lipat dari level 2022 pada 2030. Baterai sangat penting untuk menyimpan energi terbarukan, yang bersifat intermiten.