Populix: Kurangnya Infrastruktur Hambat Perkembangan EV di Indonesia

Image title
7 Juni 2024, 10:13
Ilustrasi Populix
Dok. Populix
Populix menyelenggarakan diskusi panel "Electric Vehicle Dynamics: unveiling Consumer Perspectives and Market Insights" di Jakarta, pada Kamis (6/6).
Button AI Summarize

Upaya Indonesia untuk melakukan tranformasi kendaraan berbahan bakar fosil menuju kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) masih menghadapi tantangan. Berdasarkan riset yang dilakukan Populix, isu baterai dan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik yang belum memadai menjadi hambatan terbesar pertumbuhan industri kendaraan listrik di tanah air.

Timothy Astandu, CEO & Co-Founder Populix, mengatakan riset Populix menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap sisa baterai selama perjalanan menjadi isu utama dari pengguna EV di Indonesia.

"Kekhawatiran terhadap sisa baterai selama perjalanan merupakan isu yang disampaikan 65% responden, kapasitas jarak tempuh terbatas  disampaikan oleh 61% responden, dan tidak semua bengkel menerima perbaikan meskipun kerusakannya non-listrik disebutkan oleh 49% responden," ujar Timothy dalam diskusi panel "Electric Vehicle Dynamics: Unveiling Consumer Perspectives and Market Insights", di Jakarta, Kamis (6/6).

Selain itu, keterbatasan infrastruktur atau fasilitas pengisian daya atau charging station menjadi perhatian 43% responden. Kemudian, lokasi stasiun pengisian daya yang masih sedikit dan cenderung jauh disebutkan oleh 42% responden. Hal ini juga menjadi tantangan yang dihadapi konsumen dalam menggunakan kendaraan listrik.

Timothy mengatakan, seiring dengan berkembangnya pasar kendaraan listrik (EV) di Indonesia, kolaborasi antara regulator dan produsen EV menjadi semakin krusial untuk mengatasi tantangan yang mendasar. Misalnya, aksesibilitas, jarak tempuh, biaya, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang menghambat integrasi kendaraan listrik bagi mobilitas konsumen sehari-hari.

"Dengan memahami tantangan dan preferensi konsumen, sinergi ini menjadi kunci untuk mendorong adopsi EV secara lebih luas, serta meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia," ujarnya.

Timothy menyebut,  penelitian Populix dilakukan pada periode 15-25 Maret 2024. Survei dilakukan secara online terhadap total 350 responden. Mereka terdiri atas laki-laki dan perempuan berusia 17-45 tahun, berdomisili di Jakarta, memiliki kendaraan listrik,dan merupakan pengambil keputusan dalam memilih merek kendaraan listrik yang digunakan.

Jumlah SPKLU di Indonesia

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan, Indonesia sudah memiliki 2.704 unit infrastruktur Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada 2023. Infrastruktur KBLBB ini di antaranya berupa 1.722 unit Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan 911 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

"Target (pembangunan) infrastruktur KBLBB kami ada sebanyak 1.035 unit, sedangkan realisasinya lebih dari 2,5 kali, atau secara persentase sebesar 261%," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu dalam konferensi pers, Kamis (18/1).

Jika dilihat sebarannya, infrastruktur SPKLU paling banyak berada di DKI Jakarta, yakni 258 unit pada 2023. SPKLU di Jawa Barat 211 unit, dan Jawa Timur-Bali-Nusa Tenggara punya 179 unit. Sementara sebaran SPKLU di wilayah lain lebih sedikit, seperti terlihat pada grafik.

Jisman menyebut, pembangunan SPKLU di Indonesia memang masih dominan di Pulau Jawa. Kementerian ESDM akan mengupayakan pemerataan pembangunan infrastruktur KBLBB, atas kerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) melalui program Enhancing Readiness For The Transition To Electric Vehicle In Indonesia (ENTREV).

"Kami sudah minta supaya mulai sekarang sudah dibuat konsep, yang mengarah roadmap bagaimana kami mengembangkan infrastruktur KBLBB atau charging unit ini. Jadi, nanti jangan menumpuk di Jakarta saja," kata Jisman.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...