ESDM Jelaskan Alasan Pemerintah Turunkan Target Bauran EBT 2025 jadi 17-19%
Kementerian ESDM melalui Dewan Energi Nasional (DEN) tengah merevisi target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025 dari sebelumnya 23% menjadi 17-19%, melalui pembaharuan Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian ESDM, Trois Dilisusendi, mengatakan revisi tersebut dilakukan karena melihat rata-rata pertumbuhan dan posisi bauran EBT saat ini.
Trois menjelaskan, pada 2023 bauran EBT baru mencapai 13,1% atau membutuhkan setidaknya 12% untuk mencapai target 2025. Kondisi tersebut dinilai sangat sulit dengan rata-rata pertumbuhan kapasitas energi terbarukan yang hanya 1-2% per tahun.
"Angka (bauran EBT) kita 13,53%. At least, kalau (pertumbuhan) rata-rata 2%, angka (bauran) kita bakal 17% pada 2025," ujar Trois dalam dalam acara Katadata Sustainability Action For The Future Economy (SAFE) 2024, Rabu (7/8).
Meski begitu, Trois mengatakan bahwa penyesuaian target bauran EBT tersebut masih dalam pembahasan bersama dengan DPR dan akan mempertimbangkan situasi yang ada.
Dia memastikan bahwa Kementerian ESDM akan terus mendorong pembangunan pembangkit EBT guna mencapai bauran energi bersih di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendorong biometan sebagai pengganti gas.
"Kita juga punya yang namanya biometan. Kemarin kita baru launching KBLI-nya, dan juga sudah terus bergerak, bagaimana kita menggantikan natural gas ini dengan biometan," ujarnya.
Revisi Bauran Energi
DEN menyusun pembaharuan PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yang menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis yang selaras dengan komitmen perubahan iklim serta mengakomodasi upaya transisi energi menuju netral karbon 2060.
"Targetnya, 2023 dulu 23 persen. Dalam pembaharuan KEN, nanti kalau diketok, diteken Presiden, maka berubah menjadi 17-19 persen," kata Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN Yunus Saefulhak dalam konferensi pers capaian sektor ESDM 2023 dan Program Kerja 2024 di Jakarta, Rabu (17/1).
Yunus menjelaskan perubahan target di kisaran angka tersebut dimaksudkan agar jika capaian target tetap masuk meski hanya tercapai di skenario angka terendah. "Kalau skenario rendah di antaranya kita tercapai, ya sudah bagus, KEN menuntun jalan sesuai koridornya," katanya.
Dalam Revisi PP KEN disebutkan jika bauran energi primer EBT mencapai 19-21 persen pada 2030. Kemudian target bauran energi mencapai 38-41 persen. Sementara target bauran energi pada 2060 mencapai sebesar 70-72 persen.
"Nanti di 2060, itu 70-72 persen EBT-nya, kalau dulu di PP KEN lama, itu 2050 70 persennya adalah fosil. Sekarang justru dibalik, 70 persen EBT, fosilnya jadi 30 persen," katanya.
Adapun saat ini, proses pembaharuan PP KEN sudah masuk dalam tahap harmonisasi oleh KemenkumHAM. Revisi atau pembaharuan PP KEN juga dilakukan atas dasar pertimbangan makro ekonomi di mana dulu dibuat berdasarkan pertumbuhan ekonomi 7-8 persen yang dianggap tidak relevan dengan kondisi terkini.
"Menteri ESDM selaku Ketua Harian DEN menargetkan Juni 2024 RPP KEN ini sudah selesai," kata Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto.