B40 Diterapkan Januari 2025, Kebutuhan CPO untuk Biodiesel Naik 2 Juta Ton

Image title
29 November 2024, 17:56
Pekerja menunjukkan buah kelapa sawit usai dipanen di kawasan PT Perkebunan Nusantara IV, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (24/10/2024).
ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/tom.
Pekerja menunjukkan buah kelapa sawit usai dipanen di kawasan PT Perkebunan Nusantara IV, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (24/10/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen mulai menerapkan program B40 pada Januari 2025. Hal itu akan menambah kebutuhan minyak sawit mentah atau CPO untuk biodiesel.

B40 merupakan bahan bakar minyak (BBM) campuran bahan bakar nabati (BBN) dengan komposisi 40 persen minyak kelapa sawit mentah dan 60 persen solar.

Sebagaimana diketahui, Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, saat ini menggunakan B35, yaitu campuran biodiesel berbasis minyak kelapa sawit sebesar 35%.

"Penerapan B40 adalah kontribusi konkret Indonesia untuk dunia," ujar Airlangga dikutip Reuters, Jumat (29/11).

Airlangga mengatakan penerapan B40 Indonesia akan mengurangi emisi karbon dioksida sekitar 40 juta ton. Ia memastikan badan dana minyak kelapa sawit Indonesia akan dapat membiayai selisih antara biaya bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit dan bahan bakar fosil.

Berdasarkan perkiraan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), program B40 akan meningkatkan penggunaan minyak kelapa sawit Indonesia untuk biodiesel menjadi 13,9 juta ton metrik. Angka tersebut naik dari perkiraan 11 juta ton yang dibutuhkan tahun ini dengan B35.

B40 Diprediksi Hemat Devisa Rp 144 Triliun

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan penggunaan biodiesel 40 persen atau B40 akan menghemat devisa sekitar US$ 9 miliar atau Rp 144 triliun. Implementasi B40 ditargetkan diterapkan pada 2025.

"Pada 2023, penghematan devisa dari penggunaan B35 pada sektor otomotif dan non-otomotif mencapai Rp 122 triliun," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (24/7).

Selain menghemat anggaran, penerapan B40 juga mampun menekan karbon dioksida (C02) mencapai 42,5 juta ton dari estimasi pemakaian 16 juta kiloliter (kl) B40 pada 2025. Ini lebih besar dari pemakaian B35 yang mencapai 12,23 juta kl pada tahun 2023 dan diperkirakan mencapai 13 juta kl hingga akhir tahun 2024.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...