Gaikindo Sebut Adopsi Bioetanol Bisa Tekan Harga Mobil LCGC di Indonesia
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menilai teknologi hijau murah adalah masa depan mobil low cost green car atau LCGC. Penerapan bahan bakar etanol atau bioetanol bisa menekan harga mobil LCGC.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, mengatakan adopsi bahan bakar etanol dapat menekan harga mobil LCGC karena berhak mendapatkan pengurangan pajak akibat pengurangan emisi.
"Bauran bahan bakar di dalam negeri akan menjadi menarik namun tetap menggunakan energi baru terbarukan. Kondisi industri otomotif seperti itu sekarang," katanya di Kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (14/1).
Menurut Kukuh, sebagian harga mobil LCGC kini telah lebih mahal dari harga kendaraan listrik berbasis baterai atau BEV.Sebagai contoh, harga Honda Brio Satya E CVT telah naik Rp 4,2 juta pada tahun ini menjadi Rp 202,5 juta. Sementara itu, Wuling Air EV Lite - Long Range dapat mengaspal dengan harga Rp 190 juta.
Dia mengatakan, harga mobil LCGC bisa terus naik dengan teknologi saat ini. Penggunaan bahan bakar etanol atau teknologi hibrid akan menarik bagi konsumen karena bisa lebih murah.
Kukuh menilai adopsi teknologi ramah lingkungan merupakan keniscayaan bagi mobil LCGC. Sebab, mobil LCGC saat ini hanya mengedepankan kemurahan harga dan belum memiliki aspek ramah lingkungan.
Untuk diketahui, salah satu tujuan pemerintah dalam menerbitkan kategori LCGC adalah pencapaian target emisi nol bersih. Akan tetapi, mobil LCGC masih mengeluarkan Karbon Monoksida maksimal 1 gram per kilometer.
Oleh karena itu, Kukuh mengatakan teknologi ramah lingkungan yang murah adalah jawaban bagi mobil LCGC di dalam negeri. Selain bioetanil, mobil LCGC hibrid dapat lebih terjangkau dengan insentif Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah Ditanggung Pemerintah sebesar 3% pada tahun ini.
Kukuh berpendapat mobil hibrid akan lebih mudah diterima masyarakat lantaran tidak memerlukan infrastruktur tambahan seperti BEV. Selain itu, mobil hibrid dinilai lebih cocok dengan kondisi kepulauan Indonesia.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil sepanjang 2024 susut hampir 14% secara tahunan menjadi 865.723 unit. Adapun total penjualan mobil pada 2023 tembus 1 juta unit atau sejumlah 1,005 juta unit.
Kukuh menargetkan penjualan mobil tahun ini belum dapat menembus 1 juta unit. Namun pengusaha otomotif menilai penjualan mobil dapat menembus 900.000 unit pada tahun ini.
Dia menyatakan target penjualan mobil sekitar 900.000 unit merupakan angka optimistis. Sebab, penjualan pada 2024 hanya mencapai sekitar 865.000 unit walaupun belum ada implementasi tambahan opsen pajak kendaraan bermotor oleh pemerintah daerah.
"Kalau optimis, target penjualan tahun ini sekitar 900.000 unit. Namun kalau pemerintah daerah memutuskan tetap menjalankan opsen pajak kendaraan bermotor, angka penjualan bisa turun jauh ke bawah," katanya.