Perusahaan UAE Tanggapi Kemenko Perekonomian soal Bakal Bangun Pembangkit Nuklir


Emirates Global Aluminium (EGA) menyatakan akan kerjasama pengembangan produksi aluminium melalui pengembangan smelter yang mengolah bauksit di Indonesia. EGA meluruskan pernyataan dari Kementerian Perekonomian Indonesia yang menyebut perusahaan asal Uni Emirat Arab tersebut bakal membangun pembangkit listrik tenaga nuklir berkapasitas 5 GW.
Di sela pertemuan the World Government Summit 2025 di Dubai, CEO EGA Abdulnasser, menyampaikan Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu pemain utama di industri aluminium. Namun, perlu pembahasan lebih lanjut untuk memetakan proyek kerjasama.
“Indonesia adalah negara potensial di sektor alumunium, oleh karena itu perlu terus dilakukan feasibility study guna mengukur efisiensi produk aluminium Indonesia,” kata Abdulnasser dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip dari Antara, Minggu (16/2).
EGA merupakan perusahaan produsen aluminium premium terbesar di dunia. EGA memiliki smelter aluminium di Dubai dan Abu Dhabi, dan merupakan perusahaan industri terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) di luar sektor minyak dan gas.
Sebelumnya, pada Rabu (12/1), Kementerian Perekonomian merilis pernyataan resmi yang berisi pertemuan antara Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dan CEO EGA Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban di sela-sela the World Government Summit 2025 di Dubai.
Dalam rilis resmi tersebut, pihak Kementerian mengutip komitmen EGA untuk mendukung produksi aluminium di Indonesia, termasuk melalui kerja sama dengan Inalum untuk meningkatkan produksi smelter di Sumatera Utara hingga 400.000 ton/tahun. Selain itu, rilis juga mengutip CEO Abdulnasser yang menyebut EGA menggunakan panel surya untuk tenaga pengolahan aluminium.
“[EGA] berencana membangun pembangkit listrik bertenaga nuklir dengan kapasitas hingga 5 GW,” tulis Kementerian dalam rilis resminya.
Namun, pernyataan ini dibantah oleh Juru Bicara perusahaan. “EGA tidak punya bisnis nuklir. Dengan hormat, informasi ini tidak akurat,” kata juru bicara EGA, seperti dikutip dari Reuters.
“EGA tertarik dengan Indonesia dan ini sudah kami sampaikan kepada publik empat tahun terakhir,” Juru Bicara EGA menambahkan.
Indonesia memang sedang menjajaki pembangunan PLTN untuk menjadi bagian dari energi bersih. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Alparslan Bayraktar, di mana salah satunya untuk pengembangan energi nuklir.
Catatan Redaksi:
Artikel ini telah direvisi pada bagian isi berita, pada Minggu (15/1/2025) pukul 11.30 WIB dengan menambahkan pernyataan dari CEO Emirate Global Aluminium (EGA).