Pemerintah Petakan 28 Lokasi Potensial Pembangkit Nuklir, Ada Banten dan Batam

Ferrika Lukmana Sari
19 Februari 2025, 05:36
Nuklir
Fauza/Katadata
Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi, saat menjadi pembicara kunci dalam acara Katadata Sustainability Action For The Future Economy (SAFE) 2024, di Jakarta Kamis (8/8).

Ringkasan

  • PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan GD Power dari Hong Kong untuk mengembangkan PLTS terapung di Karangketes, Jawa Timur dengan kapasitas 129 MWp, yang diproyeksikan dapat menghasilkan 219 GWh listrik bersih per tahun dan potensial mengurangi emisi karbon sebesar 180 ribu ton CO2.
  • Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menekankan pentingnya kerjasama ini dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia, sambil menyelaraskan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
  • Zhao Zhigang dari GD Power menyoroti pentingnya pengembangan energi bersih sebagai respons global terhadap perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya, menyatakan keunggulan PLTS untuk masa depan energi dan komitmen GD Power dalam menyukseskan proyek PLTS Karangkates sebagai bagian dari transisi energi dan pengembangan ekonomi di Indonesia.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi mengungkapkan beberapa daerah yang memiliki potensi besar untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Beberapa lokasi yang telah dipetakan meliputi Semenanjung Muria, Banten, Batam, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Lokasi-lokasi potensial untuk PLTN telah dipetakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sebelum melebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," ujar Eniya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Selasa (18/2).

Menurut Eniya, terdapat sekitar 28 lokasi yang telah diidentifikasi memiliki potensi tinggi untuk pembangunan PLTN di Indonesia. Beberapa di antaranya berada di Pulau Bangka, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

Meski demikian, ia menekankan pentingnya peninjauan ulang untuk memperbarui data terbaru mengenai potensi lokasi tersebut. "Saat ini, BRIN tengah menindaklanjuti lokasi-lokasi tersebut. Kami melihat peta-peta potensial untuk menentukan lokasi yang paling sesuai," ujarnya.

Menyesuaikan Kebutuhan Listrik Daerah

Sebagai negara kepulauan, kebutuhan listrik di Indonesia berbeda-beda di tiap wilayah. Oleh karena itu, Eniya menekankan perlunya kajian menyeluruh guna menentukan kapasitas listrik yang dibutuhkan oleh setiap daerah.

"Apakah kita nanti akan menggunakan Small Modular Reactor (SMR) atau land based dengan kapasitas lebih besar, misalnya 1.000 megawatt (MW) akan sangat bergantung pada kebutuhan tiap lokasi dan sistem yang ada di PLN," ujarnya.

Saat ini, pengembangan energi nuklir di Indonesia masih berada dalam fase 1 atau tahap persiapan pembangunan PLTN sesuai pedoman dari International Atomic Energy Agency (IAEA).

Berdasarkan Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), PLTN di Indonesia direncanakan mulai beroperasi secara on grid pada 2032 dengan kapasitas awal 250 MW. Kapasitas ini ditargetkan meningkat hingga 7 gigawatt pada 2040.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...