COP30: PT Vale Tegaskan Kepemimpinan di Sektor Nikel Rendah Karbon

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Ardhia Annisa Putri
17 November 2025, 14:04
Director & Chief Sustainability and Corporate Affairs Officerl PT Vale, Budiawansyah.
Katadata
Director & Chief Sustainability and Corporate Affairs Officerl PT Vale, Budiawansyah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) kembali menegaskan perannya dalam transisi energi global pada Conference of the Parties ke-30 (COP30) di Belem, Brasil. Dalam sesi Emerging Technologies to Respond to Climate Change, Kamis (14/11), Director & Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale Budiawansyah menyampaikan bagaimana peran nikel kini menjadi sangat strategis bagi dunia.

“Nikel itu bukan barang baru, tetapi sekarang perannya menjadi sangat penting untuk menghadapi perubahan iklim. Indonesia punya lebih dari 40 persen cadangan mineral kritis dunia. Tantangannya adalah bagaimana kita menambang dengan cara yang lebih baik,” kata Budiawansyah.

Ia menegaskan bahwa keberlanjutan bukan sekadar tren bagi PT Vale, melainkan prinsip yang telah menemani perjalanan perusahaan selama puluhan tahun. “Sustainability bagi kami bukan jargon, ini sudah menjadi DNA operasi,” tegasnya.

Prinsip itu tercermin dari sejumlah keputusan penting yang diambil PT Vale jauh sebelum isu dekarbonisasi menjadi arus utama. Salah satunya pada 2007, ketika banyak perusahaan beralih ke batubara karena dianggap lebih murah, PT Vale justru memilih tetap melanjutkan pengembangan PLTA sebagai sumber energi utama.

“Capex-nya memang besar, tapi kami melihat jauh ke depan. Kami ingin memastikan operasi kami berdiri di atas energi hijau,” ujar Budiawansyah.

Keputusan itu membuahkan hasil yang baik di masa kini. Seluruh proses peleburan PT Vale di Sorowako berjalan menggunakan 100 persen energi bersih yang bersumber dari tiga PLTA berkapasitas 365 megawatt (MW). Hal ini menjadikan fasilitas peleburan di Sorowako sebagai salah satu operasi nikel paling rendah karbon di dunia.

Komitmen itu juga diperkuat melalui strategi dekarbonisasi PT Vale, yang menargetkan penurunan emisi absolut 33 persen pada 2030 dan pengurangan intensitas karbon hingga 50 persen.

Target tersebut memungkinkan dicapai tanpa mengurangi produksi karena perusahaan melakukan modernisasi proses dan memilih teknologi yang memberikan value nyata. “Teknologi adalah kunci. Setiap langkah harus membawa manfaat jelas, baik dari sisi efisiensi energi maupun pengurangan emisi,” jelas Budi.

Sebagai contoh di Sorowako, proses produksi menghasilkan sekitar 450 ton per jam slag bersuhu 1.500°C yang menyimpan potensi energi sebesar 165 MWh. Energi ini dapat dimanfaatkan kembali untuk mengeringkan bijih, menurunkan kadar air dari 40 persen menjadi empat persen, sekaligus mengurangi emisi hingga 293 ton CO₂ per tahun.

Potensi lain datang dari off-gas yang mengandung 55 persen CO dan 25 persen hidrogen yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Ini bisa menghemat energi hingga US$21 juta per tahun dan mengurangi sekitar 120.000 ton CO₂.

Di luar Sorowako, PT Vale juga tengah menyiapkan proyek besar di Tanamalia, Pomalaa, dan Morowali dengan total investasi sekitar US$9 miliar. Semuanya dirancang agar rendah karbon sejak hari pertama beroperasi.

Keikutsertaan PT Vale pada COP30 merupakan upaya menunjukkan praktik bisnis berkelanjutan kepada dunia. Sustainalytics mencatatkan skor ESG Risk Rating untuk PT Vale per 13 November 2025 sebesar 23,7. Skor ini menjadi yang terbaik sepanjang sejarah perusahaan dan menempatkan PT Vale dalam jajaran pemimpin global pada kategori diversified metals and mining.

Menurut Budiawansyah, pencapaian ini merupakan hasil dari konsistensi perusahaan dalam pelaporan yang transparan, tata kelola yang kuat, disiplin operasional, dan investasi jangka panjang dalam teknologi rendah karbon. “Kami percaya bahwa kepercayaan global hanya dapat dibangun melalui konsistensi,” tegasnya.

Menutup sesi, ia kembali menyampaikan prinsip yang selalu ia junjung. “There is no future without mining, but there is no mining without caring for the future.”

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...