Sektor Tambang Butuh Rp 24.000 T Untuk Ciptakan Dunia Bebas Karbon

Image title
11 Mei 2021, 15:53
sektor tambang, investasi, bebas karbon, emisi karbon
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Ilustrasi komoditas tambang, nikel, yang merupakan bahan penting dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.

"Mereka juga harus menyenangkan investor, yang kemungkinan besar tidak ingin dividennya dialihkan untuk menjadi belanja modal," ujar Kettle seperti dikutip Reuters, Selasa (11/5). "Fokus investor pada bisnis berwawasan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) turut menambah tantangan yang ada."

Australia, Kanada, dan Eropa Barat memiliki risiko ESG (environmental, social, and governance) yang rendah. Namun sumber daya tambang terbaik berada di kawasan berisiko tinggi seperti Republik Demokratik Kongo. Menurut Survei Geologi AS, sekitar setengah cadangan kobalt ada di Kongo.

"Mengingat kebutuhan untuk memenuhi target dekarbonisasi dan ESG yang ketat, negara Barat, pemberi pinjaman, investor, dan konsumen harus merasa nyaman beroperasi di yurisdiksi yang memiliki masalah ESG yang lebih kompleks," kata Kettle.

Kettle mengatakan dukungan pemerintah diperlukan untuk membantu penambang mematuhi masalah ESG guna memastikan produksi dari area berisiko tinggi dilakukan dengan cara yang dapat diterima oleh konsumen.

"Setelah itu, akankah Barat dapat mengamankan volume yang cukup dari bahan mentah yang dibutuhkan untuk mengejar transisi energi dalam rentang waktu yang dibayangkan," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...