ExxonMobil Lirik Kerja Sama Teknologi Penangkapan Karbon di Asia
ExxonMobil membuka peluang kerja sama pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture, and storage/CCS) di wilayah Asia. Perusahaan migas asal Amerika Serikat ini juga telah menandatangani kerja sama low carbon dengan Pertamina belum lama ini.
Presiden ExxonMobil Indonesia, Irtiza Sayyed mengatakan pihaknya saat ini tengah berupaya melihat peluang secara global termasuk Asia untuk implementasi teknologi CCS. Mengingat teknologi tersebut dapat berkontribusi pada capaian penurunan emisi gas rumah kaca sesuai dengan perjanjian paris.
"Karena itu kami baru baru ini menandatangani mou dengan Pertamina untuk mengevaluasi penerapan teknologi low carbon. Bagaimana potensi CCS di Asia Tenggara ini," kata dia dalam The 9 th US-Indonesia Investment Summit, Rabu (15/12).
Menurut dia teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon memungkinkan industri migas untuk mengurangi intensitas karbonnya. Dia mencontohkan di kawasan Houston AS yang mempunyai lokasi ideal untuk penerapan teknologi CCS skala besar.
Konsep CCS Hub houston ini memiliki potensi untuk memitigasi 100 juta ton emisi CO2 per tahun pada tahun 2040. Tidak hanya membantu dekarbonisasi di AS saja, dengan nilai investasi lebih dari US$ 100 miliar teknologi ini juga membantu menciptakan ribuan lapangan pekerjaan baru.
"Termasuk di Asean dengan berupaya mencapai tujuan yang ambisius ini kita perlu upaya bersama dari pemerintah dengan berkolaborasi industri pemerintah dapat mengimplementasikan dengan kebijakan yang tepat," katanya.
Untuk diketahui, dalam penandatanganan antara Pertamina dengan ExxonMobil, kedua perusahaan sepakat untuk mengevaluasi potensi dari penggunaan teknologi penangkapan karbon, penyimpanan karbon, hingga pemanfaatan hidrogen rendah karbon.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan penerapan teknologi CCUS merupakan bagian dari agenda transisi energi menuju energi bersih yang tengah dijalankan Pertamina. Teknologi rendah karbon ini akan mendukung keberlanjutan bisnis Pertamina di masa depan.
Meski begitu, tantangan dalam pengembangan CCUS terletak pada nilai investasi yang besar dan nilai keekonomian yang belum ideal. Karena itu, Pertamina terus melakukan sinergi dan kerja sama dengan berbagai perusahaan migas dunia.
Bersama ExxonMobil, Pertamina menurutnya akan mengembangkan penerapan teknologi rendah karbon untuk mencapai emisi net-zero dalam mempromosikan global climate goals atau target iklim global.
Teknologi CCS diaplikasikan melalui penerapan proses injeksi CO2 ke dalam lapisan subsurface untuk diterapkan pada depleted reservoir di wilayah kerja Pertamina, serta mengkaji potensi skema hubs and cluster.
Pertamina dan ExxonMobil juga akan mengkaji terkait berbagi data technical subsurface yang diperlukan untuk penilaian subsurface formation sebagai tempat menyimpan CO2 dan karakteristik di lokasi tertentu di Indonesia.