Perkuat Koperasi Sawit Swadaya, RSPO Teken MoU dengan Kemenkop UKM
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mempercepat kemajuan kelapa sawit swadaya berkelanjutan, di Jakarta pada Senin (10/7). Ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petani dan memperkuat koperasi swadaya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, sawit menjadi salah satu produk unggulan ekonomi Indonesia dengan kontribusi 3,5 persen terhadap PDB nasional. Dari 15 juta hektare lahan perkebunan, petani swadaya mengelola 43,4 persen perkebunan Tanah Air.
“Bergabung dalam koperasi memastikan petani swadaya memiliki daya tawar yang lebih kuat dan terintegrasi di seluruh rantai nilai kelapa sawit,” ucap Teten.
CEO RSPO Joseph D’Cruz juga mengatakan, tantangan yang dihadapi 2,6 juta petani sawit swadaya Indonesia adalah sebagian petani masih belum berlembaga atau tergabung dalam koperasi swadaya. Padahal, lanjut JD sapaannya, bergabung dalam koperasi mempercepat implementasi sawit berkelanjutan di Indonesia.
“Dengan MoU ini, kita terapkan strategi yang inovatif memperkuat kelembagaan koperasi. Manfaatnya, lingkungan terjaga, sosial ekonomi petani juga meningkat. Bahkan bisa masuk dalam pasar global,” tutur JD.
MoU sendiri berisi beberapa poin. Pertukaran data dan transfer pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas petani swadaya, memperkuat koperasi dan pendampingan, serta promosi sawit berkelanjutan dalam program-program Kemenkop UKM.
Poin lainnya, menyediakan akses pendanaan hingga sertifikasi, meningkatkan kesejahteraan petani lewat koperasi, dan kolaborasi dalam hilirisasi produk sawit swadaya. Untuk itu, kementerian akan menyediakan data kunci koperasi swadaya termasuk pemetaan, distribusi, lokasi, dan jumlah petani swadaya yang terlibat pada RSPO.
MoU berlaku efektif selama tiga tahun dengan evaluasi tahunan dan tinjauan akuntabilitas. Selama periode ini, kedua entitas akan berkolaborasi untuk memungkinkan lebih banyak sinergi dan koordinasi tugas maupum program utama untuk mempercepat penyerapan minyak sawit berkelanjutan berbasis koperasi di Tanah Air.
Sampai saat ini, pemerintah telah melakukan pilot project hilirisasi minyak sawit di Medan. Petani mengolah CPO menjadi minyak merah yang bisa digunakan untuk menggoreng. Pendanaannya, berdasarkan data Kemenkop UKM bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Kami harap, kerja sama dengan RSPO ini bisa memperkuat bisnis koperasi petani swadaya lebih luas,” pungkas Teten.