Jepang Siapkan Rp 3,2 Triliun untuk Subsidi Sistem Pesawat Listrik
Jepang akan mengalokasikan dana untuk pengembangan sistem sel bahan bakar hidrogen dan peralatan lainnya senilai US$ 30,6 miliar yen atau setara dengan Rp 3,2 triliun. Keputusan pemerintah itu ditujukkan untuk mendukung pengembangan komponen-komponen pesawat terbang listrik dengan emisi karbon dioksida atau CO2 yang lebih rendah.
“Kementerian perdagangan diperkirakan akan mempresentasikan kebijakan tersebut pada kelompok kerja dewan kementerian,” tulis laporan harian bisnis Nikkei, dikutip dari Reuters, Senin (9/10).
Dana tersebut akan digunakan Pemerintah Jepang untuk pengembangan sistem sel bahan bakar hidrogen khusus untuk pesawat terbang senilai 17,3 miliar yen atau setara dengan Rp 1,8 triliun Sedangkan 13,3 miliar yen atau setara Rp 1,3 triliun akan dikeluarkan untuk pengembangan sistem kontrol mesin yang hemat bahan bakar.
Pesawat Listrik Pertama di Dunia
Sebelumnya, pesawat listrik pertama di dunia sudah diluncurkan sejak 2022 silam. Pesawat itu dikembangkan oleh perusahaan Israel, Eviation dengan nama Alice.
Melansir dari CNN International, Alice mempunyai teknologi baterai yang mirip dengan mobil listrik atau ponsel, sehingga pesawat listrik pertama itu mampu mengangkut sembilan penumpang. Alice mampu terbang selama satu jam dan sekitar 440 mil laut.
Pesawat itu juga memiliki kecepatan jelajah maksimum 250 kts, atau 287 mil per jam. Sebagai gambaran Boeing 737 memiliki kecepatan jelajah maksimal 588 mil per jam.
Eviation sebagai perusahaan yang memproduksi pesawat listrik pertama itu telah mengembangkan tiga versi prototipe, yakni varian komuter, versi eksekutif, dan satu khusus untuk kargo.