Indonesia Bakal Diserbu Mobil Listrik Cina Usai AS Naikkan Bea Masuk

Tia Dwitiani Komalasari
12 Juli 2024, 16:21
Pengunjung melihat mobil listrik yang dijual di Jakarta Fair, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (5/7/2024).
Fauza Syahputra|Katadata
Pengunjung melihat mobil listrik yang dijual di Jakarta Fair, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (5/7/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indonesia berpotensi diserbu mobil listrik buatan produsen Cina setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa menaikkan bea masuk untuk electric vehicle buatan negara tirai bambu tersebut. Pasalnya, pemerintah Indonesia melihat kebijakan AS dan Uni Eropa tersebut sebagai peluang menarik ke investasi mobil listrik ke Tanah Air.

Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional (ASDIPI) Direktorat Jenderal Ketahanan Perwilayah dan Akses Industri Nasional Kementerian Perindustrian, Syahroni Ahmad, mengatakan sejumlah pihak internasional mulai dari Jepang hingga Cina tertarik untuk terlibat dalam bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.

Dia mengatakan, pemerintah sedang gencar mempromosikan peluang investasi di kendaraan listrik Indonesia. Hal itu terutama setelah ada kebijakan impor dari Amerika Serikat yang menaikkan hingga 100 persen bea masuk impor untuk produk EV dari Cina, dan juga Eropa yang menaikkan sampai 37 persen bea masuk impor EV dari China.

Sebagai produsen utama EV, Syahroni mengatakan, Cina berencana untuk memproduksi EV di negara-negara lain termasuk di Turki dan Indonesia. Beberapa perusahaan Cina juga sudah masuk ke Indonesia.

"Kalau Cina mau memproduksi langsung mobil listrik dan juga motor listrik," ujarnya di Jakarta, Jumat (12/7).

Selain dengan Cina, pemerintah juga menawarkan investasi dengan Jepang dan Korea Selatan. Syahroni mengatakan, Kapan International Cooperation Agency (JICA) telah melakukan survei mengenai baterai kendaraan listrik terutama kendaraan roda dua sehingga nanti bisa didaur ulang.

"Tapi Jepang masih sekedar survei dan belum memutuskan perusahaan mana yang akan masuk," kata Roni.

Dia mengatakan, Kemenperin juga berkomunikasi dengan investor Korea Selatan, Busan Techno Park, yang ingin membuat pusat untuk memverifikasi atau pengecekan baterai EV. Selain itu, Indonesia juga menawarkan investasi pada Taiwan untuk mendirikan pabrik daur ulang baterai listrik.

"Kalau Taiwan mau masuk di Indonesia, sudah membuat pabriknya di kawasan industri Batam. Mudah-mudahan September bisa produksi, dan nanti untuk peluncurannya pada Agustus akan mengundang Menteri Perindustrian," kata Roni.


Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...