Memahami Dividend Yield, Pengertian, dan Kelebihannya
Dividend yield merupakan tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan selain dividend payout. Jika dibandingkan dengan payout maka tingkat keuntungan yield cenderung lebih penting karena berkaitan dengan harga saham yang investor miliki dan cenderung lebih besar.
Perusahaan memiliki tingkat keuntungan tinggi jika persentasenya di atas 5%. Namun, dividen tinggi bukan jaminan penentu bahwa suatu perusahaan bagus karena dipengaruhi oleh naik turunnya harga saham. Karena itu, pemegang saham harus tetap fokus dalam menganalisa rekam jejak perusahaan.
Definisi Dividend Yield
Mengutip cermati.com, dividend yield adalah tingkat pengembalian dalam bentuk tunai yang diberikan oleh pemegang saham, biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Besarannya bisa naik jika harga saham turun dan turun jika harga saham naik.
Sementara itu, tingkat keuntungan yield adalah dividen per saham yang dibagi dengan harga pasar. Sebagai contoh, Jika PT ABC Tbk memberikan dividen per saham Rp 200 dan harga pasar saat ini Rp 5.000 maka besar tingkat keuntungannya ialah 4%.
Singkatnya istilah ini digunakan untuk menunjukan berapa banyak perusahaan yang telah membayar dividen dalam waktu satu tahun terhadap harga saham. Biasanya digunakan oleh pemegang saham untuk melihat berapa banyak pengembalian per rupiah yang diinvestasikan dan diterima melalui dividen.
Untuk perusahaan baru yang sedang bertumbuh biasanya membayar dividen lebih rendah dibandingkan perusahaan yang telah matang bergelut di sektor yang sama. Sementara itu, perusahaan yang sudah mature dan tidak lagi tumbuh cepat akan membayar keuntungan lebih tinggi.
Kelebihan Dividend Yield
Bagi perusahaan, dividend yield memiliki kelebihan karena pemegang saham cenderung akan menginvestasikan kembali dividen yang diterima dari perusahaan untuk membeli saham tersebut. Dengan harapan bisa mendapat hasil lebih banyak di masa depan jika perusahaan terus bertumbuh.
Misalnya jika seorang pemegang saham membeli saham A senilai Rp 70 juta dengan dividend yield 4% di harga Rp 1000. Artinya seorang pemegang saham memiliki 10.000 saham yang semuanya membayar dividen Rp 200 per saham.
Perhitungannya = 10.000 lembar saham x Rp 200= Rp 2.000.000
Seorang pemegang saham menggunakan dividen Rp 2.000.000 untuk membeli 2000 saham A lagi. Harga masih bisa disesuaikan menjadi Rp 900. Dengan begitu, investasi ulang akan membeli jadi 2.222 saham.
Di tahun berikutnya, seorang investor akan memiliki 12.222 saham (10.000 + 2.222 saham) senilai Rp 12.222.000 (12.222 x Rp 1.000). Jika suatu saat nanti perusahaan membayar kembali dividen sebesar Rp 210 per saham maka seorang investor akan mendapat dividen lebih besar dari tahun sebelumnya yaitu Rp 12.222 saham x Rp 210 = Rp 2.566.620.
Tujuan menghitung dividend yield yaitu sebagai berikut:
- Menunjukan bagamana investasi investor bisa menghasilkan arus kas dalam bentuk dividen atau kenaikan nilai aset oleh apresiasi saham.
- Untuk mengetahui berapa banyak penghasilan yang diperoleh dari setiap rupiah yang diinvestasikan ke suatu perusahaan.
Saat membandingkan ukuran dividen perusahaan, penting untuk dicatat bahwa dividend yield memberi tahu investor tingkat pengembalian sederhana dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham. Namun, dividend payout ratio mewakili berapa banyak laba bersih perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen.
Sementara dividend yield adalah istilah yang lebih umum digunakan, banyak yang percaya dividend payout ratio adalah indikator yang lebih baik dari kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen secara konsisten di masa depan. Dividend payout ratio sangat terkait dengan arus kas perusahaan.
Dividend yield menunjukkan berapa banyak perusahaan telah membayar dividen selama setahun. Hasil disajikan sebagai persentase, bukan sebagai jumlah uang yang sebenarnya.
Ini membuatnya lebih mudah untuk melihat berapa banyak pengembalian yang dapat diharapkan oleh pemegang saham untuk diterima per nominal uang yang telah mereka investasikan.
Dividend Yield dan Volatilitas Harga Saham
Hubungan antara dividend yield dengan volatilitas harga saham dikemukakan dalam signaling hypothesis yang dikembangkan oleh Bhattacharya (1979).
Berdasarkan teori signaling, asimetri informasi antara perusahaan dan pemegang saham, membuat manajemen perusahaan menggunakan dividen sebagai alat untuk menyampaikan informasi atas kondisi perusahaan.
Kemudian, teori pasar efisien mengemukakan bahwa informasi yang diperoleh pemegang saham di pasar akan membuat para pemegang saham merespons informasi tersebut sehingga harga saham perusahaan akan berubah karena adanya reaksi investor.
Tingkat pengembalian yang didapat oleh investor dalam bentuk dividend yield akan membuat investor bereaksi dan membentuk harga saham baru di pasar atas perusahaan tersebut.
Semakin besar dividend yield yang didapat oleh investor, akan semakin kecil tingkat volatilitas harga saham perusahaan tersebut.