Transition Financing, Pengertian, Bentuk, dan Tujuannya

Image title
Oleh Agung Jatmiko - Risma Kholiq
7 Maret 2024, 17:27
Transition Financing
Freepik
Ilustrasi, pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).
Button AI Summarize

Guna mengakselerasi pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), maupun konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke PLTG, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana mengajukan pembiayaan transisi, atau transition financing.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi mengatakan, rencana ini muncul karena sejumlah tawaran pendanaan yang diterima PLN saat ini hanya fokus pada pensiun dini PLTU batu bara, dan pengadaan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).

"JETP, mereka sekumpulan bank yang siap membiayai transisi energi yang hanya mengenal green financing. Untuk mencapai net zero emission, tidak mungkin langsung lompat ke pembangkit energi terbarukan," ujarnya dalam Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2024 di Hotel Kempinski Indonesia, Selasa (5/3).

Apa sebenarnya pembiayaan transisi itu, dan apa saja jenis instrumen yang masuk dalam kategori ini? Simak ulasan selengkapnya dalam ulasan berikut.

Pengertian Transition Financing

Transisi Energi
Transition Financing (Freepik)

Pembiayaan transisi adalah konsep yang menawarkan layanan keuangan kepada industri-industri dengan tingkat emisi karbon tinggi. Ide dasar di balik pembiayaan ini, adalah memberikan dana yang dibutuhkan kepada sektor-sektor yang memiliki dampak karbon tinggi agar dapat melakukan transformasi yang diperlukan guna mencapai net zero emission.

Konsep transition financing lahir dari pemahaman, bahwa untuk secara efektif mencapai dekarbonisasi di seluruh perekonomian global, diperlukan lebih dari sekadar mendukung kegiatan yang ramah lingkungan.

Memang, pendanaan yang ramah lingkungan dan keuangan berkelanjutan telah menjadi fokus utama dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sebagian besar fokus mendukung kegiatan dengan emisi dan polusi karbon yang minimal.

Sementara, untuk mencapai tujuan net-zero emissions, pendanaan yang signifikan diperlukan pada sektor-sektor yang masih bergantung pada energi berbasis karbon. Ini diperlukan, untuk memungkinkan sektor-sektor tersebut beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, transition financing bertujuan untuk memfasilitasi perubahan struktural dalam industri-industri berat yang memiliki dampak karbon tinggi, memungkinkan mereka untuk berkontribusi secara aktif dalam mengurangi emisi karbon secara keseluruhan.

Pembiayaan transisi dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk pinjaman, investasi, hibah, atau subsidi. Hal ini dapat mendukung inisiatif seperti peningkatan efisiensi energi, proyek energi terbarukan, penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan, atau praktik pertanian berkelanjutan.

Konsep transition financing semakin menonjol ketika banyak negara berupaya mengatasi tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Ini dipandang sebagai cara untuk memberi insentif, dan memfasilitasi transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan berketahanan, sekaligus mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Bentuk-bentuk Pembiayaan Transisi

Mengutip laporan OECD, ada beberapa bentuk umum transition financing yang digunakan di seluruh dunia, antara lain:

1. Green Bonds

Ini adalah instrumen keuangan yang diterbitkan untuk membiayai proyek-proyek yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Misalnya, proyek-proyek yang mempromosikan energi terbarukan, efisiensi energi, transportasi ramah lingkungan, atau manajemen air yang berkelanjutan.

Dana yang diperoleh dari penjualan green bonds dialokasikan secara eksklusif untuk proyek-proyek berkelanjutan.

2. Sustainability Bonds

Mirip dengan green bonds, sustainability bonds juga diterbitkan untuk mendanai proyek-proyek yang berkelanjutan, tetapi cakupannya lebih luas. Dana dari sustainability bonds dapat digunakan untuk proyek-proyek yang mencakup aspek-aspek lingkungan, sosial, atau tata kelola perusahaan (environmental, social, and governance/ESG).

3. Sustainability-Linked Loans

Ini adalah pinjaman yang memiliki suku bunga yang terkait dengan pencapaian target kinerja keberlanjutan (sustainability performance targets/SPT) oleh peminjam.

SPT ini bisa berupa indikator kinerja utama terkait lingkungan atau sosial. Jika peminjam mencapai SPT, mereka mungkin memperoleh suku bunga yang lebih rendah, tetapi jika mereka gagal mencapainya, suku bunga dapat meningkat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...