Summarecon Keluar-Masuk Indeks Bergengsi, Bisnis Bermula di Tanah Rawa

Intan Nirmala Sari
30 September 2021, 07:30
summarecon, saham SMRA, summarecon Agung, profil perusahaan, properti
Summarecon.com

Proyek pertama yang ditangani Summarecon adalah Kelapa Gading Permai, yang dulunya berupa kawasan rawa dan persawahan seluas 10 hektare. Lahan tersebut mulai dikembangkan sejak 1976, dan kini Kelapa Gading berhasil disulap menjadi daerah tertata dan berkembang. Bahkan, luas Summarecon Kelapa Gading melebar hingga 500 hektare.

Selanjutnya, pada 1987, Summarecon membangun komplek perumahan ekslusif di Bukit Gading Villa. Terus berkembangnya bisnis Summarecon menggiring perusahaan untuk mencoba peruntungan di lantai bursa saham.

Padal 7 Mei 1990, Summarecon resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Sebanyak 6,67 juta lembar saham ditawarkan ke publik dengan harga Rp 6.800 per saham. Namun, per Selasa (28/9) harga saham SMRA ditutup pada level Rp 825. Dalam lima tahun terakhir, saham emiten properti ini sudah melorot 40,58 %, sebagaimana dilansir RTI.

Selama perjalanannya, Summarecon terus berekspansi. Sekitar tahun 1990-an, perusahaan melakukan ekspansi ke Tangerang dan membangun Summarecon Serpong. Tak sampai di situ, bisnis properti SMRA merambah wilayah Bekasi pada 2012 dengan membangun Summarecon Bekasi. Berlanjut pada 2015, Summarecon juga ekspansi ke Bandung dan luar Jawa, yakni Bali.

Pada 2016, Soetjipto Nagaria menandatangani prasasti pembukaan proyek Summarecon, Samasta Lifestyle Village di wilayah Jimbaran, Bali. Itu menjadi proyek pertama Summarecon di luar Pulau Jawa dengan menempati lahan seluas 3,3 hektare.

Tak hanya itu, SMRA membangun bisnisnya di Karawang dengan nama Summarecon Emerald Karawang (SEKAR) di lahan 33 hektare. Ada juga Summarecon Bogor, yang merupakan township Summarecon pertama di selatan Jakarta, serta Summarecon Mutiara Makassar, sebagai township pertama di wilayah Indonesia Timur dengan luas wilayah 400 hektare.

Selain bisnis properti atau perumahan, Summarecon mengembangkan pusat perbelanjaan retail dan properti komersial lainnya yang disewakan. Ada juga fasilitas pendukung seperti country club, hotel, dan rumah sakit. Saat ini, bisnis Summarecon merambah pengembang properti, investasi dan manajemen properti. Terakhir ada unit rekreasi dan hospitality. 

Adapun beberapa daftar anak perusahaan Summarecon yakni PT Unota Persadajaya, PT Serpong Cipta Kreasi, dan PT Summarecon Property Development. Selain itu, PT Summarecon Investment Property, PT Anugerah Damai Abadi, PT Bhakti Karya Sejahtera, dan PT Multi Abadi Prima.

Pendiri Summarecon

Soetjipto Nagaria yang memiliki nama asli Liong Sie Tjien lahir di Jakarta 6 Desember 1940. Dia mengenyam pendidikan taman kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pa Hoa atau Patekoan Tionghoa Hwe Koan School. Itu adalah sekolah Tionghoa pertama yang berdiri di zaman kolonial Belanda.

Setelah lulus SMA, Soetjipto melanjutkan pendidikannya dan berhasil meraih gelar sarjana di jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1964. Usai lulus, dia sempat bekerja di pabrik cat hanya sebulan.

Soetjipto muda, kemudian berinisiatif untuk membuat perusahaan sendiri, didukung ayahnya yang merupakan pengusaha bahan bangunan di Jakarta. Singkat cerita, akhi 1960, dia bersama teman- temannya membeli tanah dan mulai membangun rumah-rumah di daerah Jakarta Selatan, hingga akhirnya sukses mendirikan Summarecon.

Penyumbang bahan: Nada Naurah (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...