Po Sun Kok, Taipan Properti yang Berkibar Melalui Pollux Properties

Amelia Yesidora
6 Januari 2022, 13:55
Po Sun Kok, Taipan Properti yang Berkibar Melalui Pollux Properties
www.technopolis-pollux.com

Industri properti Indonesia terus berjuang menghadapi tekanan pandemi Covid-19 sepanjang tahun lalu, tak terkecuali Pollux Properties. Meskipun mampu meningkatkan pendapatan dan laba kuartal ketiga 2021, secara tahunan harga saham emiten berkode POLL ini tetap melorot. Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG 2021 pun ikut terpengaruh.

Pada pengujung tahun lalu (30/12), saham POLL ditutup di level Rp 1.250 per lembar, naik 1,63 % dibandingkan hari sebelumnya di Rp 1.230. Meski begitu, sepanjang 2021, saham POLL merosot 72,16 % dari harga penutupan 30 Desember 2020 yakni Rp 4.490, melansir Tradingview. 

Bahkan, menurut data RTI Business, saham ini cenderung menurun sejak tiga tahun belakangan. IDX Channel pun memasukkan perusahaan asal Singapura tersebut ke jajaran saham paling ‘apes’ pada 10 Desember 2021.

Level harga tertinggi yang pernah disentuh saham POLL tahun lalu yakni Rp 5.700 per lembar pada 15 Maret 2021. Sebelumnya, saham properti ini sempat bertengger di level tertinggi di atas Rp 10 ribu, hingga sempat disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada September 2020.

Pollux Properties melantai di Bursa Efek Indonesia pada 11 Juli 2018 melalui penawaran saham perdana (IPO). Dalam initial public offering  ini, Pollux menggandeng UOB Kay Hian Sekuritas sebagai underwriter. Saham POLL ditawarkan 1,25 miliar lembar dengan harga Rp 615 per saham.

Per November 2021 lalu terdapat dua pengendali saham POLL. PT Borneo Melawai Perkasa memiliki 78,9 % atau setara 6,5 miliar lembar saham dan PT Pollux Multi Artha menggenggam kurang dari 5 %.

Sementara itu, porsi kepemilikan saham terbesar kedua yakni UOB Kay Hian Pte., Ltd sekitar 8,3 %. Setelah itu disusul UOB Kay Hian (Hong Kong) yang menguasai 6,1 %, dan Citibank Hong Kong di angka 6 %.

Di sisi lain, kinerja keuangan Pollux Properties tak seburuk pergerakan harga sahamnya. Pendapatan perusahaan meningkat 130 % dari Rp 260,9 miliar menjadi Rp 602,1 miliar per September 2021. Alhasil, emiten mampu membukukan laba naik 131,9 % menjadi Rp 155,2 miliar, dari Rp 66,9 miliar periode yang sama tahun lalu.

Perusahaan tersebut juga memiliki portofolio bisnis dari Sumatera hingga Nusa Tenggara.

Merintis Usaha dari Negeri Merlion

Pollux Properties Indonesia didirikan pada 16 Desember 2014, sebagai bagian dari konglomerasi Pollux Properties Ltd. yang sudah lebih dahulu berdiri pada 1999. Pendirinya adalah keluarga Po Sun Kok, pengusaha properti asal Kalimantan Barat. 

Setelah 15 tahun berkarya di Singapura, Po Sun Kok memutuskan untuk mengembangkan properti di Tanah Air. Uniknya, pilihan pertama Po Sun Kok jatuh tidak di ibukota Jakarta atau jantung pariwisata Indonesia, Bali, melainkan di Semarang, Jawa Tengah.

Kota ini dipilih karena di sinilah usaha garmen ibu Po Sun Kok yang bernama Golden Flower Group berkembang. Kini, Golden Flower Group sudah mampu memasok merek-merek besar seperti Calvin Klein, Zara, dan Muji.

Memulai usaha di Singapura, Pollux Singapore sudah memiliki enam properti yang bernama Louis Kienne Serviced Residences Havelock, Mayfair Residences, Berkeley Residences, Garden Park Residences, Pavillion Square, Metro Loft, dan Park Residences Kovan.

Di dalam negeri, Pollux Properties memiliki enam anak perusahaan, yaitu PT Pollux Barelang Megasuperblok, PT Pollux Aditama Kencana, PT Pollux Lito Karawang, PT Duta Megah Laksana, PT Mega Kuningan Pinnacle, dan PT Mega Daya Prima.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...