Memaknai Potret Ir. Soekarno pada Uang Rupiah

Image title
19 Agustus 2022, 13:39
Soekarno, uang baru, educate me
ANTARA FOTOFOTO/Kornelis Kaha/rwa.

Sebagian keturunan Soekarno, beberapa anaknya mengikuti jejak sang ayah di dunia politik Indonesia. Sebut saja Megawati Soekarnoputri yang pernah menjabat sebagai presiden ke-5 RI, ada juga Rachmawati Soekarnoputri, dan Sukmawati Soekarnoputri yang masuk ke dunia politik. Sementara, putra Soekarno, Guntur Soekarnoputra justru tidak terjun ke dunia politik seperti ayah dan adik-adik perempuannya.

Masuk ke Dunia Politik

WISATA SEJARAH RUMAH SOEKARNO KECIL
WISATA SEJARAH RUMAH SOEKARNO KECIL (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/nym.)

Soekarno muda mulai banyak belajar politik dan berlatih pidato saat berada di kediaman Cokroaminoto. Dari sana pula, Soekarno mulai mengenal dan berinteraksi dengan tokoh-tokoh hebat, seperti Dr. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.

Sosok Soekarno mulai berkecimpung di dunia politik sejak 1915, ketika dia menjadi anggota Jong Java Cabang Surabaya. Kebanyakan organisasi di Indonesia menurut Soekarno masihlah Jawa Sentris yang hanya memikirkan kebudayaan saja. Hal tersebut membuat Soekarno perlu menjawab tantangan tersebut, salah satunya mencetuskan gagasan membuat surat kabar Jong Java menggunakan bahasa Melayu, bukan bahasa Belanda.

Soekarno kemudian mendirikan Algemeene Studie (ASC) di Bandung pada 1926 yang merupakan hasil inspirasi dari Dr. Soetomo di Indonesische Studie Club. Organisasi ASC inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya partai besar di Indonesia, Partai Nasional Indonesia yang lahir pada 1927. Aktifnya Soekarno di organisasi tersebut, membuat dirinya ditangkap Belanda karena dianggap membahayakan pemerintah kolonial.

Pada 29 Desember 1929 Soekarno ditangkap di Yogyakarta untuk dipindahkan ke penjara Banceuy di Bandung. Kemudian pada 1930 dipindahkan ke penjara Sukamiskin dan di tahun ini pula Soekarno mengeluarkan pledoi Indonesia Menggugat yang sangat fenomenal saat itu sampai akhirnya dibebaskan pada 31 Desember 1931. Setelah bebas dari penjara, pada 1932 Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) yang merupakan pecahan PNI karena dibubarkan dan dinyatakan dilarang oleh Belanda.

Namun keaktifannya di Partino kembali mengantarkan Soekarno pada 1933  ke pengasingan Folders, karena pergerakannya yang dianggap membahayakan Belanda. Pengasingannya yang cukup lama dan jauh, hampir membuat tokoh-tokoh nasional Indonesia lainnya melupakan keberadaan dan keterlibatan Soekarno. Alhasil, Bung Karno terus mengirimkan surat kepada Ahmad Hasan, seorang Guru Persatuan Islam.

Soekarno baru dibebaskan dari pengasingan pada masa penjajahan Jepang pada 1942. Tak lama setelah dibebaskan, pada 1943 Perdana Menteri Jepang saat itu, Hideki Toja mengundang Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo untu mendapatkan Bintang Kekaisaran (Ratna Suci). Sepanjang masa penjajahan Jepang pula, muncul berbagai organisasi, seperti Jawa Hokokai, BPUPKI, Pusat Tenaga Rakyat (Putera) hingga PPKI dengan tokoh-tokoh utama yakni Soekarno, K.H Mas Mansyur, Ki. Hajar Dewantara, dan tokoh lainnya yang aktif di organisasi pergerakan nasional.

Singkat cerita, dengan perjuangan panjang, Soekarno dan Moh. Hatta berhasil memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sejak saat itu juga, Soekarno diangkat menjadi Presiden Pertama Indonesia dan mulai dikenal sebagai Sang Proklamator, didampingi Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...