Dijuluki Mr. Crack, Ini Sepak Terjang Habibie di Dunia Penerbangan

Image title
7 Februari 2023, 13:37
B.J Habibie, Habibie
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ilustrasi. Presiden ketiga RI B.J Habibie melambaikan tangan saat akan menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Begitu juga sehubungan dengan pembuatan landing gear badan pesawat yang jauh lebih kokoh, sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat.

Teori perambatan retak yang dicetuskan Habibie menjadi jawaban dari kebuntuan selama 40 tahun dalam sejarah penerbangan komersial. Teori tersebut diakui oleh lembaga penerbangan Eropa dan diadopsi pada pesawat komersial terbaru saat itu, seperti A300 yang diproduksi oleh Airbus.

Teori yang ia cetuskan ini, membawa karir Habibie semakin maju di MBB, dengan posisi terakhir sebagai Vice President, pada 1974.

Habibie Wafat
Habibie Wafat ( FOTO ANTARA/P02)

Mengembangkan Industri Dirgantara Indonesia

Karir Habibie di industri penerbangan sebagai Vice President di MBB berlangsung singkat. Sebab, pada 1974 Presiden Soeharto merekrutnya untuk kembali ke Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk melakukan industrialisasi dan pembangunan negara.

Saat direkrut oleh Presiden Soeharto, Habibie awalnya menjabat sebagai asisten khusus Ibnu Sutowo, Direktur Utama PT Pertamina. Di perusahaan minyak milik negara ini, Habibie membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina, yang merupakan cikal bakal Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

ATTP yang dibentuk oleh Habibie, menjadi tonggak awal pengembangan industri dirgantara modern Indonesia. Segera setelah terbentuk ATTP menandatangani perjanjian dasar untuk kerja sama lisensi dengan MBB, Jerman dan CASA, Spanyol untuk produksi helikopter BO-105 dan pesawat NC-212.

Pada 1976, Habibie menjadi figur penting dalam pendirian PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio. Perusahaan ini merupakan cikal bakal Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia. Nama Nurtanio saat itu dipilih untuk menghormati salah satu tokoh pioner penerbangan Indonesia, yakni Nurtanio Pringgoadisurjo.

Di bawah kepemimpinan Habibie, pertumbuhan industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia baru saja dimulai. Pada periode ini semua aspek infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum dan peraturan, dan yang terkait dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang diselenggarakan secara terpadu.

Selain itu, industri ini juga mengembangkan teknologi yang progresif dan konsep transformasi industri yang ternyata memberikan hasil optimal dalam upaya penguasaan teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif singkat yaitu 20 tahun.

Habibie juga memimpin proyek N-250 Gatotkaca yang merupakan pesawat pertama di Indonesia yang diproduksi oleh IPTN, dan dirancang sendiri olehnya.

Pesawat N-250 memiliki enam baling-baling, dengan kecepatan jelajah maksimum 610 km/jam, dan kecepatan jelajah ekonomis 555 km/jam. Ini menjadikan N-250 Gatotkaca sebagai pesawat tercepat di kelasnya, sebagai pesawat turboprop 50 kursi saat itu.

Namun, pesawat ini belum sempat memasuki tahap produksi komersial, meski IPTN sudah setengah jalan dari program uji terbang 1.400 jam. Penyebabnya, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) meminta Indonesia menghentikan dukungan terhadap program N-250, sebagai bagian dari rencana dana talangan pemerintah IMF senilai US$ 43 miliar.

Habibie sempat ingin menghidupkan kembali program N-250 pasca-reformasi. Bahkan, saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memberi persetujuan.

Namun, rencana tersebut urung dilaksanakan saat itu. Sebab, untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, harus dilakukan perubahan yang mengakibatkan penurunan performa seperti pengurangan kapasitas mesin, dan penghapusan sistem fly-by-wire.

Meski demikian "roh" N-250 tidak mati begitu saja. Pada 2012, Habibie mendirikan PT Regio Aviasi Industri, yakni perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan, pengembangan, dan manufaktur pesawat terbang. Perusahaan ini, ia dirikan bersama putra sulungnya, Ilham Habibie.

Melalui RAI, pengembangan N-250 diteruskan ke model pesawat baru, yakni R-80. Pesawat ini memiliki kapasitas 80 hingga 92 penumpang dalam konfigurasi kelas tunggal dan dioperasikan oleh dua kru penerbang.

Memasuki dekade 2020-an, pesawat R-80 menjadi salah satu inisiatif kegiatan pemerintah yang dituangkan dalam Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2022-2045.

Pameran Foto BJ Habibie
Pameran Foto BJ Habibie (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Membidani Beragam Lembaga Riset di Indonesia

Tak hanya di industri penerbangan, sebagai Menteri Riset dan Teknologi, B.J. Habibie menjadi figur penting yang membidani kelahiran beragam lembaga riset di Indonesia.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, saat menjabat sebagau asisten khusus di Pertamina, Habibie membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina, yang merupakan cikal bakal Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Namun, BPPT bukanlah satu-satunya lembaga riset yang lahir dibidani oleh Habibie. Salah satunya, adalah Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), yang gagasannya telah dilontarkan oleh Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo.

Kemudian, ia juga membidani munculnya Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), yakni sebuah lembaga yang menaungi 10 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di industri strategis. Beberapa BUMN yang dimaksud, contohnya adalah PT Pindad, PT PAL, dan PT Industri Kereta Api, serta Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Selain itu, ia juga memprakarsai terbentuknya Tim Perumus Program Utama Nasional Riset dan Teknologi (Pepunas Ristek), yang merupakan cikal bakal Dewan Riset Nasional (DRN).

Habibie juga ternyata turut andil dalam pembentukan Lembaga Eijkman pada 1995, yakni lembaga penelitian di bidang biologi molekuler. Mengutip theconversation.com, Habibie mendorong kelahiran lembaga ini setelah berdiskusi dengan Sangkot Marzuki, yang waktu itu merupakan peneliti biologi molekuler di Monash University di Melbourne, Australia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...