Hikayat Kereta Api di Sulawesi Sebelum Terjerat Kasus Korupsi
Belum berselang sebulan dari peresmian proyek awalnya, proyek Kereta Api Trans-Sulawesi malah terindikasi korupsi. Komisi Pemberantasan Korpusi alias KPK telah melakukan operasi tangkap tangan alias OTT atas 25 orang dalam dugaan suap di pembangunan jalur kereta api.
Dari sembilan proyek yang terindikasi suap, salah satunya proyek KA Trans-Sulawesi ini. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah merespon kasus ini dengan permintaan maaf.
Ia prihatin karena dugaan suap ini melibatkan pegawainya di Kementerian Perhubungan. "Kami siap bekerja sama serta mendukung KPK dan pihak terkait lainnya untuk menuntaskan kasus ini," ujar Budi di Jakarta, Kamis (13/4)
Pada hari yang sama, Presiden Joko Widodo juga buka suara. “Tidak mungkin semua proyek yang ribuan banyaknya itu tidak ada masalah. Pasti satu dua ada masalah,” kata Kepala Negara di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (13/4).
Sejarah Proyek KA Trans-Sulawesi
Proyek Kereta Api Trans-Sulawesi merupakan proyek strategi nasional alias PSN. Targetnya adalah menghubungkan seluruh Pulau Celebes pada 2030, dari Manado hingga Makassar.
Dengan total lintasan 1.772 kilometer, nilai investasi KA Trans-Sulawesi terdiri dari lima proyek, yakni:
- Bitung-Gorontalo-Isimu sejauh 340 km
- Makassar-Bulukumba-Watampone sejauh 259 km
- Makassar-Parepare sejauh 145 km
- Parepare-Mamuju sejauh 225 km
- Manado-Bitung sejauh 48 km
Jalur Makassar-Parepare adalah tahap 1 dari Proyek KA Trans-Sulawesi yang tergolong dalam PSN. Melansir laman Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas alias KPPI, proyek ini didanai APBN senilai Rp 8,25 triliun.
Dari laman resmi Kementerian Investasi tertulis pengembalian investasinya melalui skema availability payment senilai Rp 300 miliar per tahun, selama 17 tahun.
Untuk membiayai proyek, pemerintah menerbitkan sukuk negara senilai Rp 7,64 triliun pada 2019. Alokasi dana tersebut antara lain digunakan untuk penyelesaian infrastruktur jalur Kereta Api (KA) Trans Sulawesi (Pare Pare-Makassar).
Konsorsium PT Pembangunan Perumahan, PT Bumi Karsa, PT China Communications Construction Engineering Indonesia, dan PT Iroda Mitra menggarap proyek tahap 1 sejak Februari 2019. Dari total 145 km rute Makassar-Parepare, baru 120 km yang sudah selesai dibangun.
Maret lalu, Presiden Jokowi telah meresmikan rute yang menghubungkan Kabupaten Maros dengan Kabupaten Barru sepanjang 80 km. Budi Karya Sumadi menargetkan jalur tersebut mulai beroperasi pada November 2022.
Hingga Maret 2023, sudah ada 25.699 orang penumpang yang menggunakan KA Maros-Barru dengan rata-rata okupansi 78,02% dari kapasitas total 90 penumpang menggunakan kereta wisata.
Sempat Ada Trem Beroperasi di Celebes
Laman Kereta Api Indonesia (KAI) mengonfirmasi perkembangan kereta api di Sulawesi memang tergolong lebih lambat bila dibanding proyek jalan tol. Rencana pembangunan jalur kereta api sudah muncul sejak 2001. Namun, laporan analisis mengenai dampak lingkungan alias Amdal KA Makassar-Parepare baru keluar pada 2014.
Ditilik lebih jauh, sebenarnya pembangunan kereta api di daerah ini sudah direncanakan sejak zaman pendudukan Belanda. Buku Nederlandsch Indische Staatsspoor en Tramwegen (1921) menulis studi kelayakan jalur perkeretaapian sudah dimulai sejak 1915 oleh swasta.
“Hasil laporannya secara teknis sebenarnya jalur bisa dibangun tetapi tidak sesuai harapan investor, alias tidak akan membawa keuntungan bagi swasta yang akan berinvestasi. Pemerintah pun berkesimpulan bahwa jalur perkeretaapian akan dibangun oleh negara,” tulis laman KAI.
Akhirnya pada 1917, pemerintah melakukan penelitian teknis lapangan untuk lintas Makassar-Takalar dan Makassar-Maros-Tanete-Parepare-Sengkang. Studi ini mengungkap jalur trem menjadi proyek realistis karena sesuai dengan bujet negara, meski trem lebih lambat dan daya angkutnya lebih sedikit dari KA.
Proses ini berlangsung singkat. Hanya berselang setahun, desain awal jalur trem uap Makassar-Maros selesai dibuat, disusul rute Maros-Tanete pada 1919. Pembangunan jalur trem uap Takalar-Makassar-Maros lalu dimulai pada 1920. Selanjutnya pada Juli 2022, trem uap mulai beroperasi dari Makassar-Takalar.
Inilah lintas pertama dan terakhir yang dibangun Hindia Belanda. Rute Maros-Tanete yang desainnya sudah selesai, tak pernah terlaksana pembangunannya.
Kendati demikian, jalur trem Makassar-Takalar hanya bertahan tujuh tahun. KAI berargumen tiadanya industri perkebunan dan belum masifnya produksi tambang nikel di pulau itu menjadi penyebabnya.
Akhirnya pada 1930 layanan kereta trem uap terpaksa tutup. Krisis ekonomi dan Depresi Besar pada 1929 mengurangi subsidi yang diberikan dari Staatsspoor en Tramwegen alias jawatan kereta api & trem negara di Jawa kepada jawatan di Sulawesi bernama Staatstramwegen op Celebes.