Pembahasan RUU Migas Tertunda, Iklim Investasi Bisa Makin Lesu

Image title
14 Juni 2019, 18:31
ruu migas tertunda
Dok. Chevron
Pemerintah memutuskan untuk menunda pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Migas.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pesimistis Revisi Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bisa segera rampung dalam waktu dekat. Sebab, pemerintah belum juga menyelesaikan Draft Isian Masalah (DIM) Rancangan Undang-Undang (RUU) Migas.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, jika pembahasan RUU Migas tidak juga selesai pada akhir periode DPR saat ini, maka prosedur revisi UU Migas harus diulang dari awal. Pasalnya, RUU Migas harus dimasukkan kembali ke Program Legislasi Nasional (Prolegnas) di periode anggota DPR yang baru. Kemudian, DPR membentuk Panitia Kerja (Panja) dan mengkaji kembali draft RUU Migas yang sudah ada.

Padahal terbitnya UU Migas  yang baru sangat penting bagi kelanjutan investasi hulu migas Indonesia. Selama ini investor merasa tidak ada kepastian hukum di sektor hulu migas Indonesia karena belum rampungnya revisi UU Migas.

"Investor ingin jelas dengan siapa mereka harus deal. Sementara ganjalan dalam RUU hari ini kan ada yang berkaitan dengan kelembangaan SKK Migas dan Pertamina. Buat investor itu jadi tanda tanya," kata Fabby ketika dihubungi Katadata.co.id pada Jumat (14/6).

(Baca: DPR Pesimistis RUU Migas Rampung pada Periode Sekarang)

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakana, belum rampungnya revisi UU Migas pada periode DPR saat ini tentu akan berdampak pada iklim investasi hulu Indonesia. Padahal Indonesia perlu investasi hulu migas yang cukup besar, terutama untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di laut dalam dan Indonesia Timur demi menambah jumlah cadangan migas.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...