Bukalapak Targetkan Bisnisnya Bisa Bertahan Hingga 100 tahun

Fahmi Ahmad Burhan
10 Januari 2020, 14:37
bukalapak, e-commerce
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, aplikasi Bukalapak. Perusahaan e-commerce Bukalapak menargetkan bisnisnya bisa bertahan hingga 100 tahun.

Bukalapak berencana membangun bisnis yang berkelanjutan (sustainable). Perusahaan e-commerce  itu bahkan menargetkan bisnisnya bisa bertahan sampai 100 tahun.

Sejauh ini, Bukalapak sudah menjalankan bisnis selama 10 tahun. CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan hanya ada 4 dari 100 perusahaan e-commerce yang bisa bertahan selama itu. 

E-commerce yang didirikan pada 2010 itu juga sudah menjadi unicorn yang nilai valuasinya lebih dari US$ 1 miliar. Menurutnya, Bukalapak menjadi bagian dari 433 perusahaan di seluruh dunia yang nilai valuasinya lebih dari US$ 1 miliar. 

"Dua milestone sudah tercapai di Bukalapak. Tinggal satu lagi, Bukalapak ingin bisa bertahan sampai 100 tahun," ujar Rahmat di Jakarta pada Jumat (10/1).

Ia mengatakan, saat ini, hanya ada 0,00,45% perusahaan di dunia yang usianya bisa lebih dari 100 tahun. Bukalapak pun sudah memiliki beberapa strategi untuk mencapai target tersebut, yaitu menyiapkan organisasi yang memiliki SDM kuat dan memperluas jangkauan UMKM hingga pasar internasional.

Menurut Rahmat, potensi UMKM untuk masuk ke ekosistem Bukalapak ke depannya masih terbuka lebar. "Masih ada 95% transaksi yang belum dilakukan dengan online, itu jadi peluang buat Bukalapak," kata Rahmat. 

(Baca: Daftar Startup Dunia yang Berhenti Beroperasi pada 2019)

Bukalapak mencatatkan pertumbuhan transaksi pada tahun lalu sebesar 60% dibanding tahun sebelumnya. Bukalapak juga mencatat gross merchandise value (GMV) hingga penghujung 2019 senilai US$ 5 miliar.

Adapun laba kotor Bukalapak di pertengahan 2019 naik tiga kali lipat dibandingkan periode sama 2018 dan berhasil mengurangi setengah kerugian dari EBITDA selama delapan bulan terakhir.

Capaian itu membuat Bukalapak memperoleh nilai valuasi total hingga US$ 2,5 miliar. Ditambah lagi, tahun lalu unicorn Tanah Air itu mendapatkan pendanaan dari investor Korea Selatan, Shinhan Financial Group Co Ltd. 

Lebih lanjut Rahmat mengaku belum menyiapkan pencatatan saham perdana ke publik (Initial Public Offering/IPO) pada tahun ini. "Itu hanya satu jalan untuk cari modal. Kami lebih mempersiapkan yang sustainable. Kalau sudah siap, oke kami IPO, kalau tidak ya sudah," ujar Rahmat. 

(Baca: Bukalapak Sebut Nilai Transaksi Tumbuh 2 Kali Lipat, Ini Penyebabnya)

Bukalapak mencatat 2 juta transaksi setiap hari dengan 70 juta pengguna dan dikunjungi oleh 420 juta per bulannya. Ada 5 juta penjual di Bukalapak dengan 900 lebih official brand.

Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan Bukalapak mendapatkan capaian tersebut karena beberapa faktor. Pertama, faktor keamanan dan kenyamanan berbelanja di e-commerce.

Fajrin mengatakan saat ini produk fesyen dan elektronik masih mendominasi kategori terfavorit di platform-nya. Namun, konsumen juga mulai tertarik membeli produk makanan, kerajinan, dan berbagai produk khas suatu daerah melalui e-commerce

Perubahan ini didorong kepercayaan konsumen yang semakin yakin dengan keamanan dan kemudahan melalui platform tersebut. "Belanja di e-commerce lebih aman, nyaman, dan mudah untuk mendapatkan produk yang diinginkan konsumen," kata Fajrin di Jakarta, Rabu (18/12) lalu. 

Kedua, semakin meratanya akses distribusi e-commerce di berbagai wilayah di Indonesia. Fajrin mencontohkan, pada awal Bukalapak berdiri, setengah transaksi perusahaan hanya terjadi di Jabodetabek. Sebab, mayoritas pembeli maupun penjual produk berasal dari wilayah tersebut.

"Lalu dua tahun terakhir, (transaksi produk UMKM) di Jabodetabek hanya 30%, artinya bukan berkurang tetapi karena daerah lainnya itu justru tumbuh lebih pesat," ujar Fajrin.

(Baca: Tak Ingin Bakar Uang, Bukalapak Fokus Investasi dan Integrasi)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...