Efek Domino Jika Sri Mulyani Mundur, Investor Bisa Tinggalkan RI

 Zahwa Madjid
Oleh Zahwa Madjid - Ferrika Lukmana Sari
2 Februari 2024, 00:09
Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Presiden berdiskusi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) APBN 2017 di Istana Negara, Jakarta, 7 Desember 2016.
Button AI Summarize

Isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menyeruak sejak awal tahun. Hal ini membuat khawatir pelaku pasar dan investor jika bendahara negara ini benar-benar mundur dari kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Posisi Sri Mulyani yang vital di pemerintahan akan memberi efek domino jika dia mundur dari kabinet. Apalagi, Menkeu memiliki peran penting untuk mengurus keuangan dan kekayaan negara dalam menyelenggarakan pemerintahan bersama presiden.

Analisi Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita bahkan menilai, kredibilitas keuangan pemerintahan berpotensi menurun jika Sri Mulyani mundur. Karena selama ini, kredibilitas keuangan dan pengelolaan fiskal nasional dipandang sangat baik berkat kehadiran Sri Mulyani di pos kementerian keuangan.

“Kredibilitas keuangan nasional ini berkaitan dengan kemampuan fiskal nasional dalam merespon berbagai tekanan ekonomi, baik internal maupun eksternal, yang selama ini dipandang baik oleh pelaku usaha nasional dan investor global," kata Ronny kepada Katadata.co.id, Kamis (1/2).

Artinya, di bawah otoritas menkeu yang dinahkodai Sri Mulyani, perekonomian nasional akan memiliki bantalan fiskal yang kuat, adaptif, dan prospektif.

Selain itu, publik dan investor menganggap kredibilitas fiskal di bahwa pimpinan Sri Mulyani lebih berkelanjutan dan memiliki disiplin tinggi dalam pengelolaan anggaran negara. Sehingga berinvestasi pada surat utang pemerintah dan berbagai surat berharga negara (SBN) dianggap lebih aman dan menguntungkan.

Rupiah Berpotensi Melemah

Kedua, menurut Ronny, potensi capital outflow akan semakin membesar jika Sri Mulyani mundur. Imbas dari itu, adalah depresiasi atau pelemahan rupiah. Lalu inflasi barang berbasis bahan baku impor. Berlanjut dengan memburuknya prospek investasi, terutama pada sektor finansial. Berakhir dengan turunnya kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Akan sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri investor untuk berinvestasi di Indonesia, terutama di bidang finansial seperti surat utang negara, surat utang korporasi, pun pasar modal, karena dianggap disiplin fiskal akan melemah ketika Sri Mulyani tidak lagi menjabat,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...