Lemahnya Daya Beli Picu Tren Penurunan Harga Saham ACE Hardware

Image title
5 Desember 2019, 19:25
saham, ace hardware, daya beli
Ace Hardware
Gerai Ace Hardware. Harga saham Ace Hardware turun signifikan sejak pertengahan Oktober 2019, namun saham ini masih jadi primadona investor.

Harga saham perusahaan ritel perlengkapan rumah tangga dan gaya hidup PT Ace Hardware Tbk (ACES) belum juga alami tren kenaikan sejak turun dari level Rp 1.880 per saham pada pertengahan Oktober 2019 menjadi Rp 1.550 pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (5/12).

Artinya harga saham berkode emiten ACES ini anjlok 330 poin atau 17,55% dalam satu setengah bulan terakhir. Namun hari ini harga saham ACES naik 1,64% di tengah indeks sektor konsumer yang turun 0,33%.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan saham ACES yang belum juga menghijau disebabkan industri retail yang sedang melemah karena daya beli masyarakat yang menurun.

"Melemahnya daya beli merupakan salah satu faktor terkait dengan situasi dan kondisi saat ini. Tapi ini hanya sementara," kata Nico, kepada Katadata.co.id, Kamis (5/12).

(Baca: 33 Perusahaan Antre IPO, Termasuk Es Krim Diamond)

Kendati demikian, saham perusahaan tersebut masih menjadi primadona. Karena ACES dinilai konsisten dalam melakukan pemasaran penjualan. Sehingga masih ada harapan harga saham ini meningkat seiring dengan tumbuhnya daya beli masyarat.

"Pertumbuhan yang konsisten, didukung oleh pemasaran marketing yang bagus, dan meningkatnya daya beli masyarakat, diharapkan ACES akan tumbuh," ujarnya.

Seperti diketahui, Ace Hardware terus melakukan ekspansi bisnis dengan membuka gerai-gerai baru. Pada akhir November lalu ACES baru saja meresmikan gerai barunya di Duta Mall. Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dengan begitu total gerai yang dioperasikan oleh ACES berjumlah 194.

(Baca: Optimisme Perjanjian Dagang Menular ke Bursa Domestik, IHSG Naik 0,68%)

Sedangkan, dari sisi kinerja keuangan perusahaan, ACES membukukan laba bersih sebesar Rp 727,16 miliar hingga kuartal III 2019, angka tersebut tumbuh 4,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy).

Selain itu, penjualan perseroan turut alami pertumbuhan sebesar 15,3% secara yoy menjdi Rp 5,86 triliun. Penjualan tersebut disumbang dari produk perbaikan rumah sebesar Rp 3,16 triliun, produk gaya hidup Rp 2,47 triliun, dan produk permainan Rp 215 miliar.

Adapun laba usaha periode Januari-September 2019 tercatat tumbuh 4,8% secara yoy menjadi Rp 927,9 miliar, dan beban penjualan naik 16,7% menjadi Rp 3,12 triliun.

(Baca: Saham Bali United Meroket 8,23% Setelah Rebut Juara Liga 1 Indonesia)

Reporter: Fariha Sulmaihati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...