Harga Saham Waskita Beton Terus Merosot, Bagaimana Prospek ke Depan?
Harga saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) terus merosot. Sejak awal tahun hingga saat berita ini ditulis (year to date/ytd), harga saham anak usaha Waskita Karya (WSKT) ini telah turun 14,89% ke level Rp 320. Sebelumnya, harga saham WSBP pernah anjlok ke kisaran ini pada November tahun lalu.
Harga saham WSBP merosot sejak pertengahan Juli atau semakin merosot setelah dirilisnya kinerja semester I. Laba bersih perusahaan tercatat Rp 376,73 miliar, anjlok 45,45% dibandingkan periode sama tahun lalu. Di sisi lain, perolehan kontrak baru hanya sekitar Rp 3 triliun, 30% dari target yang sebesar Rp 10 triliun.
Lantas, bagaimana prospek bisnis dan saham WSBP? Direktur Riset dan Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai saham WSBP cukup bagus. Sebab, bisnisnya masih akan terus tumbuh, ditopang proyek infrastruktur.
(Baca: Banyak Proyek Pembangunan, Waskita Sebut Rasio Utang Masih Wajar )
Ia mengatakan, pada lima tahun sebelumnya, pemerintahan Presiden Jokowi fokus untuk membangun infrastruktur. Pada periode kedua, infrastruktur masih menjadi prioritas meski bukan yang pertama. Prioritas pertama yaitu pada kesehatan dan sumber daya manusia.
“Selama masih ada proyek infrastruktur, emiten yang berbau infrastruktur masih akan berkembang,” ujar dia kepada Katadata.co.id, Selasa (9/10). Tertekannya laporan keuangan emiten infrastruktur dinilainya hanya soal waktu pembayaran proyek oleh pemerintah.
(Baca: Waskita Karya Lirik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya)
Adapun harga saham WSKT bergerak searah dengan WSBP. Harga saham WSKT anjlok 10,42% (ytd). Penurunan ini juga seiring penurunan kinerja keuangan. Pada semester I, WSKT mencatatkan laba Rp 1,01 triliun, anjlok 66,31% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan raihan kontrak baru Rp 8,11 triliun, hanya 14,87% dari target 55 triliun.
Di antara emiten BUMN karya, hanya Wijaya Karya (WIKA) yang mencatatkan pergerakan positif harga saham, naik 9,97% (ytd). Kinerja positif harga saham sejalan dengan kinerja positif keuangan. Laba perusahaan tercatat Rp 890,88 miliar pada semester I, naik 72,2% dibandingkan periode sama tahun lalu.
(Baca: Banyak Proyek Pembangunan, Waskita Sebut Rasio Utang Masih Wajar )
Sedangkan saham emiten lainnya, Adhi Karya (ADHI) turun 25,55%, dan PT PP (PTPP) tercatat turun 11,63% (ytd). Pada semester I, ADHI hanya berhasil mencatatkan kenaikan tipis laba yaitu 1,08% menjadi Rp 215 miliar, seiring anjloknya pendapatan. Berbanding terbalik, PTPP mencatatkan penurunan laba 24,25% menjadi Rp 363,37 miliar, meskipun pendapatan tumbuh positif.