Harga Saham Naik Hingga 238%, BEI Akan Suspen Perdagangan Saham FREN
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan akan menghentikan sementara perdagangan saham dan waran Seri II PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) pada perdagangan Jumat (15/2) besok karena telah terjadi peningkatan harga yang signifikan pada saham tersebut.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M. Panjaitan dalam keterangan tertulisnya hari ini, Kamis (14/2) menjelaskan, penghentian sementara perdagangan saham FREN dilakukan dalam rangka cooling down atau pendinginan karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut.
"Penghentian sementara perdagangan saham dan waran seri II FREN dilakukan dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang keputusan investasinya di saham dan waran FREN," terang Lidia.
(Baca: 10 Saham Tercuan Pekan Enam, Saham Smartfren Naik Hingga 56%)
Lidia menambahkan, penghentian perdagangan saham dan waran FREN dilakukan di pasar reguler dan di pasar tunai. Dia menghimbau agar para pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan terkait.
Sepanjang tahun ini, atau secara year to date (ytd) saham FREN memang mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan. Saham FREN menutup perdagangan tahun 2018 pada posisi Rp 78 per lembar saham. Pada perdagangan saham hari ini, Kamis (14/2), harga saham FREN telah melesat ke level Rp 264 per saham atau naik 238,46% ytd.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan pada Jumat (8/2) pekan lalu, Smartfren menjelaskan bahwa perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal, atau adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu, atau memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat. Dengan kata lain, pergerakan harga FREN di BEI adalah murni dari mekanisme pasar.
(Baca: Smartfren Targetkan Ambil Alih 100 ribu Pelanggan Bolt)
Smartfren Ambil Alih Pelanggan Bolt
Namun, pada akhir 2018 Smartfren mendapat tambahan pelanggan baru dari pelanggan BOLT yang izin frekuensinya telah dicabut oleh Pemerintah karena menunggak pembayaran biaya izin frekuensi selama 2016-2018.
Pada pertengahan Januari lalu, Chief Executive Officer Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengungkapkan bahwa Smartfren sudah menggaet 30.000 pelanggan BOLT. "Kami target 100.000 pelanggan BOLT menggunakan layanan kami," ujarnya di Jakarta, 18 Januari 2019.
Namun tidak diketahui sudah berapa banyak pelanggan BOLT yang beralih menggunakan layanan milik Smartfren saat ini.
Tak hanya itu, Smartfren pun berencana menambah kapasitas layanan internetnya dan tengah mempertimbangkan pengambilalihan frekuensi 2,3 Ghz yang ditinggalkan oleh PT First Media Tbk ataupun Bolt. Sebab Smartfren menargetkan jumlah pelanggannya naik dari 15 juta saat ini, menjadi 30 juta pada akhir 2019.
(Baca: Smartfren Kaji Ambil Alih Frekuensi Bolt dan First Media)