Berdasarkan Pengalaman, Analis Yakin Teror Bom Tidak Tekan IHSG

Image title
14 Mei 2018, 13:21
Bursa saham
Katadata | Arief Kamaludin

“Investor sudah mempelajari pola ini sehingga penurunan yang terjadi menjadi kesempatan beli,” ujarnya. Meski begitu, ia menekankan, tekanan yang kembali terjadi terhadap IHSG bukan sepenuhnya imbas sentimen negatif terkait teror bom. Sebab, tekanan sebetulnya sudah terjadi sebelumnya terkait ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan respons Bank Indonesia (BI).

(Baca juga: Presiden Jokowi: Teror di Surabaya Biadab, Tidak Terkait Agama)

Sementara itu, Analis Royal Investum Sekuritas Wijen Ponthus menilai ada ataupun tidak ada teror bom, IHSG memang cenderung terkoreksi di awal pekan ini. “Jumat (11/5) kemarin, IHSG membentuk candle shooting star yang itu sudah merujuk kepada sinyal koreksi. Kalau hari Minggu ada bom, dan Senin IHSG terkoreksi, saya rasa cuma sentimen yang sengaja dikaitkan saja,” kata dia.  

Atas dasar itu, ia menilai koreksi IHSG lebih didominasi faktor teknikal. Prediksi dia, indeks harus terkoreksi setidaknya ke 5800-5840. Namun, ia optimistis indeks akan segera rebound ke atas 6.000. “Paling telat ya Rabu, Kamis. Mestinya balik ke 6050-6100,” ujarnya.

IHSG ditutup turun 0,76% ke level 5.911 pada perdagangan sesi pagi, Senin (14/5). Bertolak belakang dengan IHSG, indeks utama di bursa Asia tercatat mengalami penguatan. Indeks Nikkei 225 dan Topix di Jepang naik masing-masing 0,14% dan 0,53%. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,17%, CSI 300 di Tiongkok naik 1,04%. Mayoritas indeks di negara berkembang juga naik, tercermin dari MSCI AC Asia Pacific yang naik 0,91%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...