Bursa Butuh Sokongan Asing agar IHSG 2018 Tumbuh Dobel Digit
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan melanjutkan pertumbuhannya tahun depan. Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah akan mengalami kenaikan menjadi faktor penentunya. Namun, keberadaan investor asing perlu dijaga untuk memperkuat fundamental laju indek dalam negeri.
Head of Research PT OSO Sekuritas Indonesia Riska Afriani memproyeksikan laju IHSG akan positif sepanjang 2018. "Untuk tahun depan kami targetkan pertumbuhan 12 persen atau di level 6.800," ujarnya saat dihubungi Katadata, Jakarta, Senin (27/11). (Baca: Laba Emiten Bertumbuh, IHSG Diprediksi Naik 10% pada 2018)
Menurutnya, ada beberapa sektor yang akan menopang laju IHSG tahun depan. Pertama, sektor jasa keuangan akan mengalami pertumbuhan yang cukup baik, dipengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan sebesar 5,4 persen. Perekonomian akan mulai bergerak dan pertumbuhan bisnis jasa keuangan, khususnya perbankan juga akan semakin baik.
Kedua, sektor properti yang juga semakin baik, karena kebutuhan hunian masih cukup besar. Ketiga, sektor barang konsumsi yang naik akibat kebutuhan dan belanja masyarakat yang juga akan mengalami kenaikan. Keempat, sektor industri dasar.
Kelima, sektor yang juga menopang laju IHSG adalah pertambangan. Menurut Riska, sektor ini masih berpotensi melanjutkan penguatan. Alasannya, harga batu bara diprediksi masih akan stabil sepanjang tahun depan. Harga komoditas lainnya seperti minyak mentah dunia juga diprediksi akan naik.
(Baca: Cetak Rekor, Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp 6.600 Triliun)
"Sedangkan sektor infra masih akan mencatatkan kenaikan tapi tidak begitu signifikan, mengingat TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia) sebagai saham yang memiliki kontributor terbesar yakni 54 persen, masih memiliki tantangan yang cukup berat untuk harganya kembali ke level Rp 4.700-an," ujarnya.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memproyeksikan IHSG tumbuh ‘double digit’ tahun depan. Sektor barang konsumsi dan perbankan diprediksi masih akan jadi penopang utama pertumbuhan. Namun, faktor penghambat pertumbuhan indeks tahun depan tetap ada.
"Tahun depan ketidakpastian masih tetap akan ada. Apalagi, di semester kedua, mulai masuk tahun politik," ujar Reza. Dia memperkirakan IHSG tahun depan berada di kisaran 6.800-6.950. (Baca juga: Investor Asing Kembali Masuk, IHSG Tembus Rekor Tertinggi 6.025)
Menurutnya, untuk mendorong laju IHSG, keberadaan investor asing harus tetap dijaga. Investor lokal memang tengah banyak masuk ke pasar saham saat ini. Akan tetapi, investor lokal seringkali membuat laju IHSG lebih fluktuatif, karena lebih banyak yang berinvestasi jangka pendek dan rentan dengan sentimen-sentimen yang ada.
Analis Binaaarta Sekuritas lainnya Muhammad Nafan Aji menilai investor lokal maupun asing yang turut berpartisipasi dalam pasar modal harus terus dijaga, agar IHSG mampu menembus level tertinggi. Keberadaan investor asing cukup penting lantaran memiliki siklus setiap tahun yang membuat laju IHSG terproyeksikan.
"Jika investor asing keluar, maka penguatan IHSG tidak akan menjadi signifikan," ujar Nafan.