Aneka Gas Industri Resmi Masuk Bursa Saham

Anggita Rezki Amelia
28 September 2016, 15:01
Blok migas
Katadata

PT Aneka Gas Industri hari ini resmi melakukan penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) ke publik melalui. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), kode emitennya AGII. Perusahaan yang menjual berbagai jenis gas untuk industri itu melepas 25 persen saham. 

Wakil Presiden Direktur AGII Rachmat Harsono mengklaim AGII merupakan satu-satunya perusahaan gas industri independen di Asia Tenggara yang menjual sahamnya di publik selama lima tahun terakhir.  Dari catatan BEI, AGII merupakan emiten ke 535 dan emiten ke 14 tahun ini. (Lihat juga: KPPU Periksa Praktik Monopoli Gas di Sumatera Utara).

AGII melepas sebanyak 766.660.000 lembar saham ke pasar modal dengan harga penawaran Rp 1.100 per lembar.  Sejak dibuka pada pukul 09.00 WIB, penawaran harga saham AGII terus naik. Angkanya sempat menyentuh Rp 1.170 per lembar saham. 

Dengan penawaran tersebut, AGII menargetkan dapat meraup sekitar Rp 843 miliar . Dari jumlah tersebut, 40 persennya untuk belanja modal, 40 persen lagi untuk pembayaran pinjaman perseroan, dan sisanya untuk memenuhi biaya kerja perseroan.

AGII merupakan perusahaan gas industri pertama yang dimiliki pemerintahan Belanda. Perseroan ini pernah berganti menjadi BUMN pada 1971. Namun pada 1998, pemerintah Indonesia menjualnya kepada perusahaan asing. Kini, AGII merupakan perusahaan nasional di bawah naungan Samator Group milik Keluarga Harsono.

Perusahaan ini menjual gas udara seperti oksigen, nitrogen, dan argon. Selain itu, mereka melego gas campuran, gas sintetis, gas khusus, dan bahan bakar gas. Rachmat mengatakan perusahaannya telah memiliki 44 pabrik dan lebih dari 80 stasiun pengisian gas (filling stations) yang tersebar di 22 provinsi.

"Kami di Indonesia itu paling besar. Persaingan kami sama perusahaaan multinasional seperti dari perusahaan Prancis dan Jerman," kata Rachmat saat IPO di BEI, Rabu, 28 September 2016.

Rachmat mengatakan saat ini belum memiliki rencana untuk menambah pabrik. Tapi ke depan, perusahaannya akan menambah jumlah produksi. Saat ini produksi masih sekitar 68 persen dari semua kapasitas yang ada. (Baca: Serapan Gas untuk Domestik Masih di Bawah Nilai Kontrak).

AGII juga belum berniat untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. Mereka masih berfokus menggarap pasar domestik. Menurut Rachmat, perusahaannya memiliki pangsa pasar dalam negeri sebesar 30 persen.

Rachmat mengatakan, dengan banyaknya proyek pembangunan infrastruktur, kebutuhan gas masih ada. Apalagi AGII memiliki lima klasifikasi  industri yang bisa digarap.

Pertama, industri yang bergerak di bidang infrastruktur seperti pembangunan baja atau fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Kedua, AGII menyasar rumah sakit untuk menjual tabung gas oksigen. Bahkan Rachmat mengklaim sebanyak 80 persen rumah sakit di Indonesia merupakan klien AGII.

Ketiga, industri yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Keempat, industri petrokimia, dan terakhir industri yang bergerak di bidang otomotif.  "Makanya ada beberapa indikator yang membuat saham perseroan diburu yaitu mayoritas investor AGII berasal dari asing," kata dia. (Baca: Genting Oil Masih Kesulitan Jual Gas Kasuri)

Tahun ini AGII menargetkan bisa membukukan laba sekitar Rp 80 miliar. AGII menjumlahkan total belanja modal (capital expenditure)  selama 2016 - 2017 sebesar Rp 300 miliar. Tahun ini, biaya modal yang dikeluarkan baru Rp 50 - 60 miliar. "Tahun depan baru kira-kira seratusan miliar," kata dia.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...